Compact executive car yang dibuat Daimler AG ini hybrid dari W204 dan W212. Mercedes-Benz awalnya ditujukan untuk C207/A207 untuk disebut CLK, tetapi pindah ke nama E-Class nanti selama pengembangan. C207 itu coupe, A207 adalah convertible, seperti milik Reza Alatas ini.
Dan…, red canvas top itu memang RACUN. Putih pula bodinya. Apalagi, sudah termasuk menampilkan paket AMG Sports yang dapat dipilih, termasuk body styling, suspensi lebih rendah 15 mm, kaliper rem yang dicat dan velg alloy 18 inci yang lebih lebar.
Dengan kuasa Maha Kuasa, Reza memperkeren besutannya. Convertible ini dari angle manapun sebenarnya sudah ganteng. Tapi Reza touched up ‘sedikit’, khususnya pada soal standing and running position.
“Apa Kesulitan Modifikasi Mobil Ini?”
Sebenarnya tak sulit, hanya saja memiliki keterbatasan. Karena sasis masih andalkan C-class, walaupun sudah memiliki tampang E-class. Sehingga ada keterbatasan di ruang kaki-kakinya. Ruang spakbornya sempit. Memang mirip E-class, tapi ini sedikit ramping.
Sehingga untuk mengatasinya, harus dengan pemilihan offset dan lebar velg yang tepat. “Selain penyesuaian dengan travel kemiringan suspensi dengan 2 opsi yaitu pada waktu cruising dan saat amblas kandas,” ucap Ryan Melano dari Antelope Ban. So dari angle manapun terlihat sedap dipandang.
Modelnya AL13 DS16 ini heksagram (Yunani), atau sexagram dari bahasa Latin. Merupakan sosok bintang geometris berujung enam. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada angka gabungan dari dua segitiga sama sisi yang ditunjukkan di sebelah kanan. Dibikin jadi semakin magnetic dengan polished copper center over polished lips. Semakin menyita pandangan. Sungguh.
DeepEnd bukan saja melihat dari luar, baik dalam keadaan super low ataupun ride mode, tetapi juga merasakan dari dalam, trek lurus dan belokan memutar. Kuncinya ada di Prazis.
Suspensi Prazis ini cukup galak dalam handling. Ditunjang dengan billet T6061 bracket di suspensi yang presisi. Di sisi lain, billet ini punya kemampuan ekstra menahan damper dari strutnya. Sehingga mobil masih aman dikendarai di atas 150 km/jam di tol. Ditunjang pula dengan manajemen andal dari Airlift 3P yang mengakomodir semua tekanan dari jalan yang disalurkan ke axle control dari modul.
Secara umum, ini namanya: “Racun Mata Pembuat Sesat Pikiran”. Bikin patah leher pula. Alangkah baiknya, mari kita serahkan nasib kita pada Yang Maha Kuasa.
Workshop:
Antelope Ban @antelopeban
Data Mods:
Adjustable coilover Prazis + bags, suspension management Airlift 3P, wheels AL13 DS16 Special Design 20x(9.5+10.5) inches, tyres Pirelli 245/30ZR20 & 255/30ZR20