Arancio argos merupakan warna baru Lamborghini Aventador yang muncul pada 2011. Mengambil warna oranye jeruk dari Argos, sebuah kota kecil nan kuno yang terletak di Peloponnese, Yunani Selatan.

Ini kerjaannya Walikota Argos, Dimitris Kamposos, yang kenalkan warna oranye Argos ke produsen mobil tertentu. Hanya Lamborghini yang membalasnya, dengan memberikan nama Argos pada daftar metallic orange. Sebuah promosi dua belah pihak, jeruk Yunani terbaik dan mobil eksotik fantastis.

Mungkin DeepEnder belum tentu suka dengan warna ini. Tapi ingatlah, selalu ada alasan untuk pemakaian sesuatu, termasuk warna. Apalagi pada warna arancio argos terdapat filosofinya. Apakah DeepEnder termasuk orang yang memahami sebuah makna?

Termasuk mengapa Melvin Tenggara mempunyai sebuah mobil. Lelaki Surabaya ini berkata penuh arti, “Mobil adalah perpanjangan dari tubuh kita. Bagian dari gaya hidup, cara dan ekspresi kita. Sementara kebanyakan orang akan menganggap mobil sebagai kendaraan sederhana untuk membawa kita dari A ke B. We car enthusiast clearly don’t think that way.”

Di dalam garasinya rumahnya, yang persis berdampingan dengan lapangan golf, selain Aventador, terdapat juga Ferrari 458 Italia dan Bentley Continental GT Mansory. Sementara Bentley GT dengan 621 tenaga kuda itu merupakan pilihan cukup konservatif baginya, The Lambo Boss untuk drama tetapi F458 adalah yang paling menyenangkan untuk dikendarai.

Superhuman effort isn’t worth a damn unless it achieves results. Hasilnya, Melvin memakai Lamborghini Aventador LP700-4 untuk kepentingan harian. “Yes, it’s daily driven,” tegas Melvin. Ia wara-wiri kemana-mana ya memakai keluaran 2013 ini. Tidak ceper memang, tapi tidak manja.

Melvin tidak menekankan pada kata “aman” untuk pergi kemana-mana. Tapi ia harus merencanakannya, kemana harus pergi, rute yang dipilih, pada jam berapa dan kemana harus parkir. Ribet? Tidak. Bagi pengusaha, itu bagian dari perencanaan. Di situlah letak seninya.

“Aventador is what we call the poster car of our generation. Sucks in real life but if they got their chances, i believe no car enthusiast will say no to V12 NA Lambo with it’s aggressive design plus spitfire exhaust and scissor door,” ucap pria ramah ini.

Secara riil, karakter Aventador 6.5 L V12 NA mirip binatang buas yang marah. Sementara mobil lain dirancang untuk mengikuti apa yang diinginkan pengemudi, di Aventador pengemudi dipaksa mematuhi apa yang diinginkan oleh mobil. Contohnya, “Single clutch meaning more dramatic gear changes but drive it wrong, the clutch will be overheated.”

Garis atapnya bahkan sangat rendah yang membuatnya tampak begitu bagus tetapi visibilitasnya buruk bagi pengemudi. Singkatnya, dunia tahu V12 NA Lamborghini bukan apa yang DeepEnder sebut dapat diandalkan, tetapi penampilan mereka sendiri dapat membayar semua masalah tersebut.

Tentang penampilan, mobil ini #StandarSajaTakCukup. Sayap belakang, termasuk spion, sudah digantikan Vorsteiner dengan material karbon penuh. Berkat sayap, bertambah garang tapi dari bentuknya yang mengikuti lekukan wing standarnya dan dimensinya tak terlalu besar sudah cukup membuat terlihat beda. Yang DeepEnd tangkap adalah Melvin tak mau mengurangi aura bengis dari Aventador LP700-4 ini.

Ia mengaplikasikan elemen simpel yang tak overlap. “I do think if i can put some lips and lower it evermore it might be even better looking but then i won’t be able to drive it everyday and it would stay as garage queen,” kata warga Surabaya Barat ini.

Di dalam kabin, ia bahkan tak neko-neko. Cukup Aventador S instrument cluster software. Tapi itu sangat modern. Sajian pesta untuk mata dalam bentuk panel instrumen TFT. Menjadikannya persis berada di balik kokpit pesawat tempur. Klaster instrumen ini menampung layar yang dapat dikonfigurasi yang tampilannya berubah sesuai dengan mode yang telah dipilih oleh pengemudi. Tentunya, harus mendaftar di portal Lamborghini sebelum DeepEnder dapat mengunduh perangkat lunak.

Sedangkan Brixton Forged PF5 merupakan velg 2-piece dengan single tint. TUV rated, forged Aerospace dengan grade 6061-T6. Enteng dan kuat, kayak pesawat tempur tadi. Modelnya menarik. Bintang 5 namun directional spoke. Apa saja yang berada di balik velg tetap terlihat.

Velg ini kemudian dibalut ban Pirelli Pzero PZ4. Ukurannya 255/30ZR20 dan 355/25ZR21. Tentu untuk membungkus Brixton depan 20×9 inci dan Brixton belakang 21x13inci. Melvin punya alasan menarik memakai merek ini. Bukan saja karena Pirelli kembali menjadi ban resmi Lamborghini tapi, “Semua supercar saya memakai Pirelli.”


Workshop:
SNC Tuning @snctuning

Data Mods:
Vorsteiner full carbon rear wing, Vorsteiner side mirrors, Aventador S instrument cluster Software, Brixton Forged wheels PF5 20×9 + 21×13 inches, Pirelli tyres P Zero PZ4 255/30ZR20 & 355/25ZR21