Polusi udara merupakan suatu masalah yang sangat serius dan harus segera ditangani atau setidaknya dikurangi, terutama di region yang padat penduduk seperti Asia dan Oceania dimana sekitar 4 miliar orang terpapar polusi udara yang dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.
Hal ini terbukti dengan peluncuran World’s Largest Real-time Air Quality Data Bank pada Februari 2020 silam yang dinaungi Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP). Hasilnya? Sebagian besar wilayah Asia dan Oceania masih berada dalam tingkat kualitas udara yang ‘tidak sehat’, apalagi polusi udara menduduki peringkat 5 sebagai penyebab utama kematian diantara semua risiko kesehatan di seluruh dunia dan bertanggung jawab akan 9% kematian di dunia.
Menanggapi hal tersebut, Nissan sebagai produsen kendaraan listrik massal pertama di dunia dengan Nissan Leaf, berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2. Nissan telah mengumpulkan analisis dampak dari kendaraan listrik tersebut dari seluruh dunia sejak diluncurkan pada tahun 2010. Pada saat yang sama, terdapat data terpercaya yang menunjukkan bagaimana mobilitas listrik dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi tingkat polusi udara:
1. Hanya dengan satu kendaraan listrik (EV) mampu mengurangi 4,6 metrik ton gas rumah kaca setiap tahun, hal tersebut setara dengan menanam 209 pohon.
2. Sampai saat ini, 460.000+ pemilik Nissan LEAF secara global telah berkontribusi menghindari emisi CO2 sekitar 2,1 juta metrik ton. Untuk memproses jumlah CO2 tersebut dalam satu tahun, diperlukan lebih dari 81 juta pohon.
3. Pemilik LEAF menempuh lebih dari 13 miliar kilometer dengan bebas emisi, setara dengan jarak mengemudi ke bulan sebanyak lebih dari 33.800 kali!
Hingga tahun 2030, dibutuhkan pengurangan 55% emisi CO2 untuk menghentikan pemanasan global. Tahun 2020 akan menjadi tahun perubahan bagi para pelanggan dalam menentukan pilihan, seperti beralih ke EV, untuk memberikan dampak langsung pada permasalahan polusi udara.