Mudik sudah menjadi tradisi yang kental di Indonesia, ribuan orang kembali ke kampung halaman mereka di masa lebaran untuk bertemu dengan sanak saudara atau sekedar berlibur untuk merayakan hari raya. Namun, tahun ini sedikit berbeda karena adanya pandemi Covid-19, mudik justru memberikan resiko kepada keluarga di kampung halaman.

Sayangnya masih ada saja orang yang nekat mudik meskipun beresiko, mengapa dibilang beresiko, berikut alasannya.

  1. Rawan risiko penularan & tidak bisa physical distancing
    Ketika mudik, kita berisiko terpapar ratusan hingga ribuan orang selama perjalanan. Jumlah orang yang berdekatan dengan kita tentu akan lebih banyak lagi jika kita menggunakan transportasi umum seperti kereta api, bus, kapal laut, ataupun pesawat sekalipun. Kita pun tidak hanya berdekatan dengan sesama pemudik, tapi juga penjaja makanan, petugas tiket, dan sebagainya. Dengan begini kita tidak dapat mengenali siapa yang sudah positif terinfeksi Covid-19 dan yang tidak.

    Bahkan, pasien positif pun mungkin tidak sadar sudah terjangkit karena tidak menunjukkan gejala apapun. Risiko kita tertular dapat terjadi jika menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan. Virus bisa menempel pada fasilitas umum, pintu kendaraan, atau benda lain yang kita temui selama perjalanan.

  2. Minimnya fasilitas kesehatan di daerah
    Alasan kedua yaitu, minimnya fasilitas kesehatan di daerah terutama di pedesaan atau perkampungan. Seperti yang kita ketahui di ibu kota saja masih banyak pemberitaan akan kurangnya alat perlindungan diri (APD) untuk tim medis dan berbagai kebutuhan medis lainnya untuk penanganan pasien-pasien yang terinfeksi. Bila fasilitas kesehatan daerah tidak siap, alhasil bukannya dapat membantu menangani pasien dengan cepat namun malah membuat penyebarannya virus ini menjadi tidak terkendali di daerah tersebut.

  3. Setiap pemudik adalah ODP
    Sesuai dengan himbauan dari Presiden Jokowi meminta agar setiap kepala daerah menetapkan masyarakat yang sudah bermudik dari wilayah Jabodetabek ditetapkan sebagai Orang Dalam Pengawasan (ODP) Covid-19 sesampainya di kampung halaman. Para pemudik yang sudah ditetapkan statusnya sebagai ODP, nantinya diharuskan menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari kedepan.

  4. Membahayakan keselamatan orang-orang terkasih
    Walaupun kita merasa sehat atau sudah didiagnosis bahwa kita tidak positif Covid-19, tetap saja hal itu dapat berisiko untuk keselamatan keluarga Anda di kampung halaman. Siapa yang dapat menebak, kita bisa saja sudah terpapar virus tanpa menyadarinya, entah di kota asal ataupun selama perjalanan. Di kampung halaman, orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah orang tua dan sanak saudara serta seluruh warga yang belum tentu memiliki akses mudah terhadap fasilitas kesehatan.

  5. Kerugian yang semakin besar dari segala aspek
    Peningkatan jumlah kasus setiap hari dapat membuat waktu penanganan menjadi semakin lama. Akibatnya, masa waktu physical distancing dan bekerja dari rumah terus diperpanjang hingga penyebaran virus ini bisa mereda. Semakin lama waktu penanganan, makin banyak juga kerugian yang akan dirasakan oleh semua orang. Sektor pendidikan, ekonomi, dan lainnya akan terus terdampak akibat penyebaran virus yang tak terkendali hingga ke pelosok daerah.

Silaturahmi secara virtual jadi solusi

Maka dari itu menunda mudik demi keselamatan keluarga di kampung halaman itu merupakan tindakan mulia dan terbaik yang dapat Anda lakukan saat ini. Tidak perlu khawatir, walaupun tidak bisa bertemu secara langsung, Anda masih tetap dapat menelpon atau melakukan panggilan video untuk mengobati rasa rindu Anda terhadap keluarga.

Dengan taat terhadap protokol kesehatan Covid-19, penanganan Covid-19 akan berlangsung lebih cepat. Akhirnya, waktu untuk mudik secara aman pun akan datang dan masyarakat dapat berkumpul di kampung halaman bersama kerabat tanpa adanya gangguan penyakit lagi.

Meskipun tidak bisa pulang kampung tahun ini, masih ada banyak cara untuk dapat menunjukkan kasih sayang kepada keluarga di Hari Raya Idul Fitri salah satunya dengan memberikan perlindungan kepada keluarga melalui asuransi Garda Me yaitu salah satu produk dari Asuransi Astra yang memberikan perlindungan utama berupa santunan meninggal dunia atau cacat tetap keseluruhan akibat kecelakaan.

Untuk informasi lebih lanjut konsumen bisa mengakses GardaOto.com atau bisa menghubungi Garda Akses yaitu call center Asuransi Astra di nomor 1-500-112 yang siap melayani selama 24 jam. Semoga penyebaran virus Covid-19 ini dapat segera diatasi dan kita semua dapat berhasil melewati pandemi ini dengan selamat, dan kita semua dapat kembali menjalani rutinitas normal seperti sedia kala.