Aslinya putih.
Kemudian dibuat Nardo grey.
Dicat? Tidak. Tapi distiker.
Tapi jauh-dekat, DeepEnder pasti mengira ini cat. Kecuali setelah membuka pintu dan bagasi.
It is the sexiest colour by a mile.
Damn…, tapi jangan lupa pada roda yang berputar.
AL 13 tipe DT 09.
Made in USA dengan dimensi 20x(9.5+12) inci.
DeepEnd mencoba mobil ini hingga nun jauh hampir ke Sukabumi. Via jalan tol, disaksikan Gunung Salak. Tanpa punya isu apapun, kecuali desakan ingin ngebut memang menggedor batin.
Velg ini punya brushed finished memakai transparant black. Karena pemiliknya ingin agak gelap tapi sekilas bisa cerah. Bukan hitam, tapi lebih terang ketimbang hitam. Efeknya, cuttingan velg akan kelihatan semakin jelas. Ini penting, forged wheels wajib mengekspos materialnya.
Modelnya rada beda.
Mesh tapi modelnya zero lips.
Hanya kerennya, lipsnya bisa celong concave.
Batang velg nongol ke depan. Dan ujung batang tidak sampai ke lips. Sebuah kreativitas agar tampilan bibir menjadi celong. Sedangkan jika batangnya tiba hingga ke lips, konsekuensinya bibir enggak kelihatan celong. Hanya kelihatan concave.
Dari situ sebenarnya aura racing bisa terlihat dari model spokenya. Harmonis dengan Nardo grey tadi.
AL 13 DT 09 ini memiliki gerigi.
Apakah hanya menguntungkan dari sisi visual?
Ah tidak rupanya. Ada sisi mekanikal yang perlu DeepEnder pahami.
Gerigi itu menjadikannya enteng kalo dicutting saat dibuat. Dan sebagai celah masuk rivets. Terakhir
juga sebagai aksen dengan jumlah baut keling mencapai 40 biji.
Pemantasan pada velg terletak pada apikasi logo FFF yang merupakan inisial pemilik mobil. Ban menggunakan Michelin PS4S 255/35 dan 305/30, dengan suspensi KW V3. Dan saat di tol, semua itu bekerja dengan sistem statik. Maka itu DeepEnd kepincut buat ngebut, sekalian mendengar dentuman suara knalpot IPE F1.
Sore itu, DeepEnd menikmati betul kesendirian di tol Bocimi.