Coba ngaku deh. Pasti banyak yang bergumam, X5 bisa apa?
Ini merujuk pada BMW X5 gen 1.
SUV mewah yang kemudian banyak keluhan. Boros, rewel, mahal.
Di awal-awal sempat heboh. Bisa memakai 20, lantas 22 inci. Body kit nempel. Knalpot dalam bentuk muffler.

Lama-lama bosan. Mentok di situ. Dan lenyap, tak eksis lagi.
Perkara image itu membuat X-series lainnya tak dilirik untuk diutak-atik. Melihatnya saja jarang. Walaupun X1 dan X3 cukup sering kita lihat di jalanan.

Tapi tiba-tiba saja, berkumpul 20 orang orang membentuk X-xplore Indonesia.
Ada apa ini?
Apa hubungannya antara BMW X-series dengan X-xplore Indonesia?
X-xplore Indonesia adalah komunitas berbasis SUV (diutamakan 4×4). Punya mimpi yang sama ingin memperkenalkan Indonesia versi X-xplore Indonesia, bersama keluarga dan mengutamakan charity atau kegiatan sosial di setiap kegiatan. Base campnya di BTC Bintaro, Tangerang Selatan. Anggotanya sementara ini masih di Jabodetabek dan Lampung. Rata-rata memang memakai BMW X-series. Kebanyakan X5.

Namun kode X pada X-xplore itu bukan kode bahwa anggotanya wajib X-series. Kebetulan saja 20 member memakai X-series, padahal sebenarnya bukan hanya itu. Melainkan berkembang ke SUV 4×4 lainnya.

Mau tahu profil membernya? Jangan kaget.
A+.
30-50 year old.
Mostly self-employed, professional, high level employee (managerial up).
Automotive minded.
Travelling often.
Outdoor activity lovers.

Bagi anak marketing paham deh tentang target segmentasi. 6 baris di atas sudah menjelaskan semua 20 member itu.

Belum cukup?
Oke, DeepEnd tambahkan mobil selain seri X. Mostly SUV based with multiple brand. Jeep Cherokee, Toyota Land Cruiser, Toyota Fortuner, Land Rover atau Mitsubishi Pajero Sport. Dan tidak polosan standaran.

Sudah yah. Mau cerita nih.
Sore itu kami kumpul di Ancol.
DeepEnd diundang Indra Dwi Sunda. Teman lama. 1 dekade lalu ia di Yamaha. Banyak interaksi dan kerjasama seru yang kami lakukan. Kini ia malah main mobil. Saat bertemu ia membawa BMW X5 E53 3.0i 2002, sementara Jeep Cherokee XJ 4.0 1994 dan Range Rover P38 4.6 HSE 1996 disimpan di garasinya.

Indra lah yang mengenalkan DeepEnd dengan X-xplore Indonesia. Dimana di situ hadir Aditya Eka Candra, Agus Priyo Sulistyo (Teok ), Anky Bulldogs, Arkur, Putri Apriyanti, dan banyak lainnya.

Ternyata, walau masih muda, X-xplore Indonesia sudah program banyak. Program dari awal antara lain ikut kegiatan under IOF program, pengenalan off-road dan latihan bersama Jejelogy, pengenalan detail off-road/survival/medikal/radio bersama IOF Jakarta, kemping bersama setelah era pandemik, sampai overland dan kegiatan sosial yang akan selalu dijalankan setiap waktu melibatkan keluarga dan anak untuk edukasi sedari dini.

Sedangkan yang berproses adalah pembuatan sumur bor untuk membantu Desa Tugu, Kebumen, Jawa Tengah, yang kekurangan air bersih. Sedang berproses dan akhir September ini akan ada peresmian 2 titik sumur di lokasi yang d support X-xplore Indonesia. Satu lagi adalah pemeriksaan kesehatan penghuni Balai Kesejahteraan Sosial Bogor. Kuncinya, confidence is power dan humanisme adalah tujuan.

Kembali ke bahan kendaraan.
Modalnya 20 X-Series, lantas berkembang menjadi SUV 4×4. Pasti akan bikin kejutan setelah SUV-SUV gagah lainnya masuk.

Tapi sesungguhnya, DeepEnd tetap penasaran dengan X-series ini.
“X5 buat saya adalah warna baru. Bisa dikendarai di 2 alam berbeda. It’s real joy BMW,” ucap Indra yang X5 3.0 2002-nya sudah dilengkapi LSD depan-belakang. Kawannya, Aditya Eka Candra, buka cerita soal X5 E53 yang punya basis dibangun bareng Range Rover Evouge. Kelebihan mesin M54b30-nya menjadi salah satu mesin terbaik di tahun 2001-2003.

Trik mengemudi X5 di off-road untuk dilakukan pribadi adalah dengan menurunkan tekanan ban, pemakaian ban AT/MT, dan jangan lupa DSC kudu off. “Bisa digunakan di medan Medium dan Light, namun ada beberapa trick di medan off-road membutuhkan momentum dan bermain di RPM tinggi, karena titik maksimal torsi di 300 Nm itu berada di RPM 3.000,” ungkap kelahiran 4 April 1986 ini. Hal ini dibenarkan oleh Anky Bulldog, “Untuk off-road kita harus bermain dengan putaran RPM tinggi untuk mendapatkan power yang maksimal.”

Anky yang kelahiran 6 Mei 1977, malah punya 2 X5 E53, yang satu silver 2003, satunya lagi biru 2003. Dipikir-pikir, iki eling or not ya. Tapi dari sudut pandang Anky, kita bisa tahu X5 lebih luas lagi, “Dari semua SUV secara keseluruhan, dari akselerasi hingga aerodinamika, saya merasakan lebih stabil dan nyaman.”

Dedengkot lainnya nimbrung bersuara. Agus Priyo Sulistyo yang masuk IOF dan IOX, menyebut sosok X5 E53-nya sangat berkarakter dan tangguh bagai badak. Ia menunggangi X5 E53 4.4i 2001. “Tenaga mesinnya melebihi ekspektasi di kelasnya,” ucap Agus yang biasa dipanggil Agus Teok. Basis AWD sangat mumpuni tidak hanya di aspal, tapi juga di non aspal. Agus juga kasih trik mengemudi X5 di track off-road, “Lebih mengedepankan momen dan traksi pada saat yang tepat, ditunjang ban tipe MT saya rasa sudah cukup melibas trek low-medium track,” kata wiraswasta yang juga merawat VX80 1996, JK Diesel 2012 dan jip custom tubular.

“Mobil ini sudah all wheel drive yang diatur secara komputerisasi dan merupakan mobil yang cerdas,” ujar Anky yang di garasinya juga diisi Grand Cherokee 2001. Sistem AWD-nya lumayan mumpuni. Namun seperti kebanyakan mobil dengan teknologi yang sudah mumpuni, “Elektrikalnya pasti ada sisi sensitif terhadap lumpur dan air. Apabila dipakai untuk adventure, sering dibersihkan selesai abis dipakai, seperti sensor ABS, insulating, konektor, dan lainnya,” terang Agus.

Anky Bulldogs menambahkan soal kelemahan X5 E53 ada pada final gear ratio. Itula mngapa disarankan bermain off-road harus dengan RPM tinggi untuk mendapatkan power yang maksimal. “Karena memang BMW pada prinsipnya bermain speed, dan mindset ini yang akan kami ubah lewat riset kami, bahwa BMW khususnya X5 bisa bermain bukan hanya di aspal tapi bisa seperti mobil-mobil 4×4 lainnya,” ujar Anky yang kelahiran 6 Mei 1977.

Tapi… bukan cuma X5 E53 yang dicemplungin di sini. Arif Kurniawan nyebur lewat BMW X1 E84 2010, “X-series merupakan kendaraan multifungsi yang nyaman digunakan untuk kegiatan harian maupun kegiatan outdoor ringan. Punya ground clearance cukup tinggi dan secara power cukup mendukung, bahkan beberapa varian sudah 4×4 (X-Drive) sehingga sangat mendukung aktivitas outdoor,” tutur Arkur, panggilan bankir ini

6. Arkur X1: arif kurniawan/ 29/juli, bankir, bmw x1 e84 2010

Sebutkan trik mengemudi X-Series di off-road? Harus bisa mempertahankan power baik dalam pengaturan RPM maupun teknis gas yg tepat.

Tentang tren modifikasi, mereka kompak menjawab sama.
Pertama, modifikasi light adventure. Selain masih cocok digunakan off-road juga masih dapat digunakan dalam berkendara harian
Kedua, light off-road lifestyle. Dengan sedikit modifikasi namun menggunakan komponen yang memiliki branded yang kuat (OEM maupun high end off-road equipment). Lifestyle ke depannya masih tetap dengan mobil clean and neat.

Ketiga, overland use alias lifestyle adventure with family. Bentuknya camping and enjoy the nature destination. Salah satu yang sudah menggunakan adalah Putri Apriyanti, dokter medis yang memakai BMW X5 E53 2003. Sudah dipasangi awning, yang digulung ditempatkan di sisi kiri atap.
Keempat, rally style. Ini akan menjadi menarik dengan gaya yang sungguh berbeda. Sebagaimana kita ketahui, X3 CC dan X5 CC turun di Dakar Rally, Baja Rallies dan Rallye BMW.