Pada 2008, Aston Martin mengumumkan pembaruan Vantage.
Peningkatan pada mesin, transmisi dan suspensi. 4,7 liter yang menghasilkan 420 hp, dan dari 0-100 km hanya butuh 4.3 detik.

Dua tahun kemudian, pada 2010, Vantage mengalami sentuhan berbeda yang dirilis ke publik berlabel N420.

Angka itu menunjukkan hanya 420 unit saja dicetak.
N420 menampilkan sistem knalpot sport yang lebih menggelegar akibat modifikasi internal dan material yang lebih ringan. Menyuguhkan kulit kayu yang agresif, roda ringan 10 spoke, serta serat karbon pada pemecah angin, sisi samping, diffuser dan ventilasi fender. Secara keseluruhan, ada penghematan berat 27 kg, sebagian besar berasal dari jok bucket yang (lagi-lagi) didukung serat karbon.

Tepat jika DeepEnder menduga ini adalah sebuah edisi khusus V8 Vantage yang merayakan eksploitasi balap global Aston Martin.

Mobil dengan gerak roda belakang itu seksi.
Booty call.
Apalagi kalau sudah V8.
Tapi yang tak diduga, Rendi S, car owner, bilang bahwasanya, “Enggak ada alasan yang mendalam saya membeli N420.”

Bingung kan?
“Enggak sengaja teman dekat saya, Alvi, pemilik showrom mewah Aero99 Autocars, membawa mobil yang tidak saya duga ke rumah. Enggak pake mikir, saya langsung membelinya,” ungkap Rendi yang mungkin enggak ngeh kalau signaturenya adalah mobil urutan ke 24 dari 420 yang diproduksi.

Kemudian, “Saya kontak Antelope dengan bapak Ryan Mangku Negara, untuk memodif mobil ini.” Dari Aero99 langsung ke Antelope. Tanpa singgah di rumah Rendi.

Human niche, human behavior, human nature.
Lifestyle banget. Kecepatan transformasi jadi kunci. Frekuensi ini yang mesti diaplikasi oleh Antelope menghadapi ekpektasi Rendi, bahwa kepuasan itu wajib didikte oleh kualitas.

Seperti apa rasanya mengemudi mobil ini?
Ada perasaan khusus yang mungkin akan terus menancap hingga terbawa tidur, yaitu kemudi yang menjaga ketat dan lengket di aspal. Punya suspensi yang bahkan tak mempersoalkan serapan gelombang kontur jalanan. Namun tetap kaku di lateral.

Tapi jangan salah duga.

Persepsi itu manakala sudah memakai strut bags Prazis yang dikelola oleh Air Lift Performance. Peranti suspensi bawaan asli pabrik Aston Martin, sudah duduk manis istirahat di gudang. “Gua butuh mobil yang bisa dijadikan karya seni di jalan, yang bukan cuma garage queen. Maka gua juga butuh komponen andal. Prazis strut bags menjawab soal estetika dan performa,” ucap Ryan Melano, punggawa Antelope Ban.

Srut and bag ini dibuat custo made measurement by Ryan Melano.
Lantas DeepEnd sending text ke Prazis, dan dijawab oleh mereka, “The type of Aston Martin air struts is wishbone type comes with non-adjustable camber pillowball top mount.”

Sruts and bags ini dibuat custom made measurement by Ryan Melano. Sebelumnya, Prazis belum bikin untuk Aston Martin.

Keuntungan dari strut tersebut adalah mengakomodif fungsi performa dan kenyamanan pada saat bersamaan. Komponen itu juga meningkatkan terapi redaman untuk kinerja yang lebih baik. Sedangkan balonnya, memiliki kualitas karet yang bagus untuk daya tahan lebih baik.

Hardware ini diawasi oleh air management. Air Lift Performance 3H/3P notabene sudah membuktikan sebagai sistem paling sempurna untuk digunakan. Tak hanya bikin bodi rata, tapi juga stabil saat digeber. Suspensi disetel empuk, disupport oleh pemakaian angin yang optimal. Keuntungan lainnya: membuat kabin minim berisik saat running on wheels.

Posisi ride mode yang dekat dengan bibir fender, dan ukuran air out yang tepat membuat rodanya sangat celup merupakan setelan yang butuh fitment menguras pikiran.
Mengapa hasilnya menjadi begitu bagus?

Sulit dijabarkan lewat teori manapun. Tapi komposisi setingan velg-ban-suspensi merupakan kesatuan yang integrated. Blue linenya adalah out of the box. People play always mainstream, while Ryan always out of grid. Dan semua itu harus bikin berdasarkan passion bukan cuma asal pasang. Body contour, tyre profile, suspension character dan wheel dimension bakal menentukan kalau mobil bisa jadi sweet dream atau nightmare.

Velgnya sendiri adalah Anrky, private label dari HRE.

Baru tau ya?

Brand HRE selalu bikin velg yang classic dan enggak pernah mau keluar jalur dari pakemnya. Sesuai moto mereka kalau velgnya bisa dipakai untuk track/race. Jika desain produk keluar dari sana, tentu bakal ngundang kontroversi. Makanya ketika founder Anrky meminta untuk bikin something different, langsung diiyakan oleh HRE.

Sekali lagi, tampilan velg menjadi anti mainstream. Perilaku di stance, fitmentnya rata-rata memakai model celong, supaya keliatan stand out di bibir steplip. Tapi kali ini something different. Model spoke ala monoblok dengan concave style yang bikin velgnya keliatan gigantic.

Velg ini bertipe AN23 dengan dimensi belang, 21×10 dan 21×11.5 inci. Sebelumnya, velg ini sudah dipakai di Chevy Corvette C7 Z06, McLaren 720S dan Audi R8. Tapi diantara 4 mobil yang memakai Anrky AN23, Aston Martin ini yang paling sesak nafas.

Anarky AN23 yang dibungkus ban Michelin PS4S 255/30ZR21 dan 295/25ZR21 ini punya garis luar concavenya bagus, harmonis dengan siluet bodi N420. Twist design dengan multi spokenya matching dengan bodi bantetnya N420.

Fender N420 yang pipih, berkesan melebar ke samping dan wheel archnya enggak melengkung seperti pada sedan normal, membuat bikin velg seakan menemukan panggungnya. Bila jeli, radius spakbor juga lebar visualiasasinya.

Dampaknya, membuat circle velg jadi besar namun tetap proporsional. Di belakang, fender gemuk ala radius wide fender. Padahal ini cuma untuk mengakomodir sumbur roda belakang yang lebih lebar. Tapi siapa sangka dibalik itu, mobil ini memang bisa menelan velg lebar. Mobil yang hampir enggak pernah dilirik sama khalayak modifikasi.

Maka…, velgnya menjadi tampil dominan.
Jika DeepEnder punya mata, latihlah lebih jeli. Khususnya pada bagian permukaan velg. Untuk beberapa merek velg, kita bisa memilih atau bahkan menentukan finishing yang diinginkan, tentunya disesuaikan dengan spirit modifikasinya dan memantaskan integrasi warna keseluruhan.

Lantas apa apa kerennya finishing pada Anrky ini? Brushed satin frozen dark. Warnanya tidak lebih gelap dari bodi Onyx Black Metallic. Namun ditimpa satin, sehingga ada cahaya yang menyemburat, walau tipis. Detail-detailnya presisi, lewat brushed dan translucent finishnya. Baik face maupun lipsnya, tersentuh kelir yang serupa. Dilihat dari jauh, velgnya jadi besar. Sosoknya nampak menjadi dominan terhadap bannya.

Detail lainnya adalah sentuhan kuning di bagian rem. Terdapat angka 5053 yang merupakan code name buat Rendi. Ini identitas yang personalized. Kuning pun cocok ke bodi, dan selaras mengikuti dop velg. Warna yang sama turut dihadirkan lewat tabung air sus bernuansa karbon.

“Saya makin jatuh cinta dengan bentuk yang lebih semok di bagian belakang dan lebar ban yang mempesona. Kali ini saya membangun mobil dengan penampilan yang elegan. Pokoknya luar biasa!” tegas Rendi. Bagaimana kata tunernya? “Gua emang kepengen banget bikin air sus dan velg lebar di Aston sejak dulu. My true obsession,” kata Ryan. Bahkan project Rendi dan Ryan ini direspons positif oleh seorang Kazuki Crossglow yang memberikan apresiasi lewat komentarnya di Instagram pada mobil ini.


Workshop:
Antelope Ban @antelopeban

Data Mods:
Anrky wheels AN23 21×10 & 21×11.5 inches, Michelin tyres PS4S 255/30ZR21 & 295/25ZR21, Prazis struts & bags, Air Lift Performance air management, Quicksilver exhaust