Edwin kalau sudah menggebrak, sekalian bikin gempa.
Manusia langka.
Punya pemikiran, rancangan dan cita rasa.
Memang tak ada seorangpun yang sempurna. Bahkan desain yang sangat bagus dapat ditingkatkan bila mengikuti proses berulang peningkatan kualitas berkelanjutan.

Edwin memulainya tahun 2002, dimana ada BMW Z3 velg emas, lanjut Mitsubishi Kuda bunglon, kemudian Mazda RX-7. Semuanya menggebrak skena modifikasi saat itu, and it all break the pattern those days.

S2K ini menjadi contoh terakhir.
Sekujur body skin dilapisi apa yang disebut 3D series carbon dengan pola hexagonal weaving. By the way, ini carbon. Bukan stiker. Bahan yang lentur, kerapatan 99%, sangat cocok untuk bidang besar.

Apa keunggulan carbon ini? “Lebih tebal dari existing. Jadi secara durability lebih kuat dan enggak mudah pecah/retak,” ucap Edwin, punggawa Autospot. Selain itu, tampilannya unik. Jauh berbeda dari carbon yang selama ini diaplikasi. Bisa lebih hidup, akibat efek 3 dimensi.

Di awal preparasi, Edwin mempersiapkan 4 hal. Pertama, setting and fitting body kit plus body shell. Setelah itu, develop molding dan cetak parts yang untuk dicarbon. Mulai dari kap mesin, fender, bumper, bagasi dan side skirt. Sedangkan untuk pintu hanya melapisi original door .

Kedua, hapus dan bersihkan semua bahan kimia di permukaan. Ketiga, setelah permukaannya siap, lanjut pengaplikasian gel coat yang sudah dicampur pigmen warna hitam. Keempat, proses hand layer carbon sheet per body panel sampai proses vacuum bagging. Proses carbonizing inilah yang sangat memakan waktu. Hampir 3 bulan!

Penuh tantangan memang saat penerapannya.
Dan itu tanpa robot, alias hand made. Kebayangkan mesti sabar dan telaten.
Memastikan tidak ada carbon sheet yang kusut atau bahkan malah bisa berubah bentuk. Kemudian, letak kesulitan lainnya saat mewajibkan semua polanya nyambung. Lebih sulit lagi ketika memastikan ketebalan carbon saat diproses resin vacuum bagging yang menuntut proses pengulangan sampai all covered dan terlihat 3D effect.

Dari itu semua, solusinya adalah, “More time consumed dan patient. Jadi hanya step by step basic dan harus sabar dan bila terjadi kegagalan, harus mau ngulang dari awal lagi,” ungkap Edwin.

Carbon composites lebih durable dan tahan terhadap gesekan, benturan, cuaca extreme dan miss treatment. Jadi tidak ada perawatan khusus yang harus dilakukan. Mencuci mobil dan wax normal saja untuk membuat surface bersih dan tetap glossy. Apabila ada scratch bisa langsung dilakukan poles di area yang cacat. Jangan khawatir, bukan carbonnya yang rusak tapi hanya lapisan resin polymer.


WATCH THE STORY UNFOLD ON OUR YOUTUBE CHANNEL!!


 

S2K milik Adi Godzilla yang memakai Powerhouse Amuse GT1 wide body kit ini memang sukses mencuri mata. “No reason. Kepengen aja. Dan ternyata belum ada yang buat di Indonesia,” sebut Adi.

Kehebohan ini tak hanya sampai di carbon.
Jika diintip benar, body kitnya merupakan peninggalan maestro yang sudah almarhum, Hideki Tanabe, founder, presiden, desainer sekaligus race car driver dari Powerhouse Amuse.

Hideki Tanabe meninggal 20 September 2008. Tapi ia telah meninggalkan sejarah sempurna, Amuse S2000, yang diakui Keiichi Tsuchiya, Orido Manabu dan Taniguchi Nobuteru, trio pembawa acara ‘Touge Showdown’. Keiichi bahkan mengatakan bahwa pengaturan suspensi sangat sempurna, sehingga dia bersedia menjualnya di toko pribadinya, Kei Office.

Hideki Tanabe merancang konversi yang berfokus pada track untuk S2000, dan disupport penuh Polyphony untuk merekayasa wide body kit GT1 secara digital dengan menambahkan lebar yang cukup besar ke sasis AP1/AP2 dengan tetap mempertahankan aerodinamika untuk fungsionalitas sirkuit maksimum.

Kit tersebut mencakup long nose front bumper, front under diffuser, side skirt set, rear bumper + rear diffuser, rear side diffusers, wide front fenders, wide rear fender dan jack point reinforcement untuk diferensial bawah-belakang.

Mereka yang menyukai kualitas sering kali bersatu. Jadi tak heran Hideki Tanabe mengembangkan persahabatan dengan pendiri Polyphony Digital dan pendiri Gran Turismo, Kazunori Yamauchi, sehingga mereka merancang aerodinamika legendaris yang dimodelkan di GT terlebih dahulu dan kemudian diproduksi di kehidupan nyata.


Workshop:
Bodywork & body skin: Autospot @autospot88
Engine: Cpnk Autoworks @cpnkautoworks
Wheels & tyres: Dipi Drive & Pride @dipistore