Dua windu lalu, DeepEnd sempat melihat mobil ini di Semarang.
Era itu, masa-masa terakhir orang demen beli full single tuner unit dari Jerman. Brabus dan Hamann Motorsport adalah 2 merek yang memiliki keagenannya di sini. Walaupun importir umum juga mempunyai kemampuan memasukkan melalui celah lain. Misalnya, Project Kahn, Fabulous, Overfinch dan banyak lainnya bisa masuk dan beredar di Tanah Air.

Saat ini, lumrah saja. Bisa membelinya secara personal alias bespoke. Tapi…, diantara yang personalisasi itu, unit berikut segelondong dari tuner tersebutlah yang menjadi eksklusivitas tersendiri.
Kembali ke Semarang. Ada Z3 merah dengan banyak brand Hamann dimana-mana. Hamann ini berarti Hamann Motorsport GmbH, perusahaan tuning mobil yang berbasis di Laupheim, Jerman, yang didirikan 1986.
Spesialisasi awalnya hanya untuk bekerja dengan mobil BMW. Tetapi kemudian memperluas bisnisnya ke produsen mobil lain yaitu Audi, Aston Martin, Bentley, Mini, Fiat, Jaguar, Land Rover, bahkan exotic sekalipun seperti Lamborghini, Porsche, Aston Martin dan Ferrari.
Pendiri Hamann Motorsport, Richard Hamann, bahkan sempat ke Jakarta, Indonesia. Ia sangat suka dengan aroma kretek Djisamsoe. Bahkan saat berpameran di Essen Motor Show, ia mengetahui aroma rokok ini ketika salah satu kolega DeepEnd mengeluarkan bungkus Djisamsoe di area booth Hamann Motorsport.
Hamann, begitu publik menyebut tuner ini, menawarkan perubahan kosmetik seperti spoiler low profile, body kit, splitter serat karbon, dan velg multi-piece. Development lainnya meliputi LSD balap, sistem pembuangan balap terbuka, rem cakram dua belas piston, dan pemetaan ulang mesin. Berangkat dari wheel and exterior, Hamann kemudian membangun khusus unit mobil dalam bentuk complete package.

Mobil pertama dari Hamann adalah BMW M3 (E30), menghasilkan 348 PS (256 kW) dari mesin 2.3L R4 (dengan turbocharger). Mobil berakselerasi 0-100 kpj dalam 5.1 detik dan mencapai kecepatan tertinggi 273 km/jam.

Z3 merah ini kini di tangan Devon Octora Susanto. Kelahiran Semarang, 2 Oktober 2004, ini mendapatkan Z3 dari ayahnya yang dulu membelinya dalam keadaan 100% baru. Harganya 575 juta, dan dibeli pada saat Devon masih berusia 1 tahun.

Sekarang, Devon sudah SMA, tinggi 173 cm, mengerti otomotif. Sudah dipercaya ayahnya merawat Hamann Z3 yang bisa jadi, cuma ada 1 di Indonesia.

Ciri khas mobil ini ada pada fender belakang dan bagasi belakang yang terbuat dari plastik bikinan asli Hamann. Selain itu, ya yang tadi disebut, banyak banget embos, emblem dan label Hamann, termasuk di interior.

Hamann pada Z3 ini ada pada bumper + fog lamp, eyelid, spion, rear over fender, rear add on, trunk, side skirt dan full system exhaust. Sementara di dalam kabin terdapat steering wheel, hand brake, pedal set, rollbar, speedometer dan karpet dari Hamann.

Pertanyaan mendasar adalah mengapa velgnya berbeda? Devon menjawab, “Gara-garanya ganti rem. Brembo 4 pot itu natap. Digantilah dengan SSR 5 spoke 19x(8+9.5) inci. Dibungkus ban Toyo Proxes T1S 235/35R19 dan 255/35R19, serta didukung lowering kit Eibach yang sangat mumpuni.

Pertanyaan kedua, mengapa mesinnya MST? Strut bar memang tetap Hamann. Namun mesin menggunakan MST 2.500 cc sejak dari awal beli. Tapi kini sudah pula ditambahi Dastek, agar bisa “menipu” komputer mesin.

Kapan ingin dilepas? “Karena yang membuat spesial dari mobil saya itu Hamann Edition Z3, jadi enggak dilepas-lepas,” tegas Devon.