DeepEnd senang sekali bisa menemukan big sedan dengan gaya elegan.
Bagi DeepEnd, sebuah kota terindikasi dewasa dalam bermain modifikasi adalah salah satunya saat gaya seperti mobil milik dokter Raditya Fauzan ini muncul di muka bumi.
DeepEnder mungkin hanya melihat velgnya saja. Padahal ada jauh lebih dari itu. Ada kesan kuat bahwa apa yang dimodifikasi pada S 280L ini melalui proses kalkulasi yang matang dan penuh cinta. Memang…, life is best when you are in love.
Terdapat penambahan add on body kit keluaran dari Wald. Lantas dicukupkan dengan natural wide body sebanyak 3-4 cm. Belum lagi, bodi diradius sekitar 3 cm supaya mendapatkan air out yang rata depan dan belakang. Urusan bodi, ditutup lewat penambahan duck tail di bagasi dan roof spoiler, tentu dengan warna masih orisinalnya Mercedes.
W220 merupakan pengganti S-Class W140.
Walaupun kesan bodinya lebih kecil, W220 mempunyai lebih banyak ruang interior, terutama dalam versi long-wheelbase, seperti kepunyaan Radit. Jadi wajar ia tetap mempertahankan volume kabin, akustik kabin, warna kabin dan kenyamanan kabinnya.
Kali ini dokter anastesi ini benar-benar fokus mencari velg yang cocok dan gres.
Bukan beli velg jadi. Tapi bespoke. Pesan khusus sesuai yang dimau.
Pilihannya jatuh pada SV2 Forged. Dikalkukasi dengan dimensi optimal, dan clear big brake kit. SV2 tipe Delta berukuran 20x(10.5+11.5) inci dengan offset variatif yaitu -15/-25. Punya lips belang, 4.5 inci dan 5.5 inci dengan paku keling emas.
Dibalik bilah-bilah velg, kini sudah diisi dengan kaliper depan 6 pot (naik 2 pot) dengan diameter cakram 360 mm. Sedangkan di belakang, dari 1 pot menjadi 4 pot kaliper dengan diameter cakram 335 mm. Semua kit BBK ini diaplikasikan dari copotan AMG 55.
Soal wheel face and behind sudah kelar, tinggal bagaimana bentuk roda menjadi enak dilihat dan cocok fitmentnya. Kuncinya ada di pemilihan tipe dan ukuran ban.
SV2 Delta itu kemudian dibungkus ban Accelera Phi 235/35ZR20 dan 245/35ZR20. Karet lenturnya Accelera enak buat ditarik untuk pada gaya stance, sehingga saat mobil ini air out, posisi fender pas mendarat di bibir velg. Ini yang disebut fender to lips.
Lanjut ke suspensi mobil, sebenarnya kondisi pabrikan juga sudah menggunakan suspensi udara. Hanya posisi naik-turunnya enggak signifikan. Akhirnya aslinya dipensiunkan, dan digantikan aftermarket bolt on suspension keluaran BC Border, plus dikombinasikan dengan manajemen Air Lift Performance 3P dan kompresor ganda Viair.
Kuncian terakhir adalah memadukan original front auto camber kit dengan custom rear camber kit mulai dari swing arm, toe dan camber arm. Harpit Singh dari Creative Automodified menghitung posisi akhirnya menjadi -5 derajat belakang dan -2 derajat depan pada saat posisi airout.
Workshop:
Creative Automodified @creative_automodified
Data Mods:
Alpine headunit w/ android system, Crescendo subwwofer 10 inches, Vocal 2-way speaker, SV2 Forged wheel 20x(10.5+11.5) inches, Accelera tyres Phi 235/35ZR20 & 245/35ZR20, BC Border suspension, Air Lift Performance management 3P, 2 Viair compressor, AMG 55 brake kit, custom swing arm, custo toe, custom camber arm, Wald add on body kit