Sedan ini agak-agak serem.
Harganya lebih setengah milyar. Dan dipakai buat segala medan.
Ke kantor, mal, arena drift, sirkuit Sentul, bahkan antar kota antar provinsi.

330i ini sebenarnya dipilih Yuda Dwi Ramadhani, “Karena gua mau mobil yang instant power dan berkelas.” Mesin F30 dengan kode B48B20 ini merupakan generasi pertama dari seri 3 yang disuntik turbocharger secara eksklusif dan mengadopsi power steering elektrik. Tenaganya mencapai 248 horse power plus torsi di 260 lbf.ft. Performa tinggi, setirnya enteng.

Yuda yang sempat punya Evo 6 sebagai tonggak awal hobi modifikasinya, memberi nama “Foxx3ss” pada F30-nya. Fox kan binatang rubah. Cerdik dan suka mencuri, tapi bukan ngembat barang, melainkan mencuri perhatian. Lantas angka 3 itu merupakan identitas angka khusus yang melekat pada Yuda, sehingga nomor start balapnya pun angkanya 33. Arti nama Yuda sendiri senafas dengan Yudha yang berarti perang, yang kemudian direfleksikan menjadi satu kesatuan dalam F30 ini.

Sektor mesin dimodifikasi hanya “sekadar tipis-tipis saja”.
Penyesuaiannya terjadi menggenapkan gaya dan tujuan kendali Yuda.
Penyuka gowes ini meremap ECU hingga stage 3. Tak lupa juga memetakan ulang komputer girboksnya, dimana sekarang pun sudah di posisi stage 3. Di samping itu terpasang presisi juga hardware seperti charge pipe dan boost pipe yang memakai FPT Motorsport.

Mesin sudah bertahap naik “kebengisannya”. Maka dianggap perlu mereduksi bobot mobil.
Inspirasi ternyata dari mobil-mobil balap drift yang lightweight karena ada unsur carbon. Keunggulan bodi mobil ini akhirnya jelas enteng dan mengutamakan aerodinamika. Dengan beban velg yang berat dan lebar, bodi harus disesuaikan biar pas agar tak limbung. Sejauh ini, Yuda puas akan desain bodinya.

Akhirnya, carbon solution ini menjawab bobot gross dari roda. Dimana velg BBS LM 19x(11+12.5) inci dengan ban Neova dan BBK dari Alcon. Kelihatan banget satu set roda ini stylingnya Mamat Riverside. Exclusive buat classy. Walaupun mulanya menemui banyak kesulitan fitting velg dan BBK, lantas ngeset sama body kitnya yang harus benar-benar presisi. Takes time, tapi sempurna buat diajak zig zag.

Mau clutching atawa braking, rasanya Yuda sama-sama piawai.
Sebab lebar dan pattern ban belakang sangat mendukung, ketika berputar sangat cepat sampai kehilangan traksi dan bagian belakang mobil akan melintir. Ini pestanya Yuda. Butuh skill dan keberanian. Di luar itu, exit tol Bintaro yang agak panjang jalurnya, jadi tempat favorit di luar sirkuit.

Apakah ini kepuasan?
Jelas bukan itu.

“Tetapi lebih ke kebanggaan pada diri sendiri karena mungkin bisa jadi inspirasi ke teman-teman di Indonesia kalau mau modifikasi. Harus tetap bisa dipakai nyaman, enggak nyusahin, enggak dikit-dikit rusak dan paling penting harus bisa dibawa kemana-mana,” cetus kelahiran Jakarta, 21 Maret ini.

Singkatnya: reliability harus diutamakan.

Yuda tak lupa nitip pesan:
“Semangat dan terus maju dunia permodifikasian di Indonesia. World will see you if you doing something crazy and outstanding.”


Workshop:
Carbon work: Space Air Aeroworks @spaceairaero
Engine: Elika Automotive Performance @elikaautomotive
Wheels & undercarriage: Riverside Wheels @riverside_wheels
Paint correction & details: MDA Garage x Garuda Motorsport @mda_garudamotorsport
Finishing body work: Platinum @vinoplatz

Data Mods:
FPT Motorsport charge pipe, FPT Motorsport boost pipe, MST open air filter, Elika motorsport stage 3 ECU remap, 88coding gearbox remap, Ultra Racing strut bar, Elika Motorsport valvetronic exhaust, PSM dynamics carbon fiber, Space Air Aeroworks carbon fiber Fender, Space Air Aeroworks carbon fiber Ductail, Space Air Aeroworks carbon fiber Hood, BBS LM 19x(10.5+12.5) inches, Advan Neova tires, ST suspension on bags, Airpride suspension 4 channel, custom camber kits, Alcon super monoblock kit, Space Air Aeroworks carbon fiber panel interior, 6WB cluster, Recaro Sportster seat, Awron DGA gauge kit, M-Performance race display steering wheel