Mainnya badminton, isengnya RC adventure.
Yang seriusan ada di Triton ini.
Cah Tuban satu-satunya yang DeepEnd liput dengan memakai SUV/D-Cab.

Belum nyampe di spot janjian, sudah kedengaran itu suara mesinnya.
Yoga memasang Unichip Q+ tandem dengan remap Speed Craft. Didukung intercooler Flex, BOV HKS, throttle control Ecu Shop Next V2 anniversary series, dan dituntaskan melalui knalpot Infinity model side pipe berukuran lingkar 2.5 inci. Hasil dynonya menerangkan output baru yaitu tenaga 250 hp dan torsi 550 Nm.

Lewat knalpot itulah, kesangaran dimulai.
Pedal gas ditekan, raungan dimulai. Rev up, live up. DeepEnd ikut serta di dalam kabin. Memang enteng banget sih itu mesin. Torsinya besar banget.

“Mobil ini adalah mobil kesayangan almarhum bapak saya, yang biasa dibawa saat cek proyek. Namun selang beberapa bulan, Allah berkehendak lain, dan saat itu saya putuskan merawat serta memperindah tunggangan kesayangan almarhum bapak,” ucap Yoga.

Konsepnya mengarah ke truck pre-runner USA. Lincah dan kencang. Namun Yoga jadwalnya sibuk, jadilah pre-runner ala-ala. Apalagi, “Karena Tuban adalah kabupaten yang kecil, kendala utama adalah bengkel yang masih awam memodif D-Cab seperti yang saya harapkan.”

Ground clearancenya dibuat tinggi. Siap diajak kemana saja dan sanggup melahap busuknya jalanan Pantura dengan mudah. Standar dari Triton ini diubah dan digantikan dengan Profender dengan sistem 4 click. Pernya menggunakan Jamex dan upper arm Profender. Kombinasi ini membuat bantingan jauh lebih lembut dan empuk serta lebih awet karena memiliki as shock yang lebih besar dari standarnya.

Velgnya memakai Lenso. Tipenya Project D RF2 dengan diameter 18 inci. Buatan Thailand, harganya terjangkau, punya finishing yang cukup premium. Terlebih memiliki grafir tulisan yang rapi serta polishing lipsnya juga terlihat cukup bagus. 

Sementara ban Kanati Mudhog All Terrain membantu Yoga yang membutuhkan daya cengkeram yang bagus untuk berada medan sedikit berbatu dan berlumpur. “Namun saat dibutuhkan berkecepatan tinggi di aspal juga tidak kehilangan traksinya karena ban ini memilikai compound yang lumayan lembut di kelasnya,” ucap kelahiran Gresik, 18 juli 1992.

Setelah mesin dan kaki-kaki dirasa cukup, Yoga bergerak ke bodi. Terjadi penambahan lips depan kepunyaan Pajero Dakar 2014 serta cover bak belakang merk DBS dari Thailand agar lebih aerodinamis dan lebih aman bila membawa muatan, serta sunroof dari Webasto agar bisa ngevape dengan gaya.