Seri 4 BMW ini harganya lagi naik daun.
Apa-apa sekarang yang pintunya dua, disayang-sayang.
Generasi pertama BMW Seri 4 terdiri dari BMW F32 (coupe), F33 (convertible) dan F36 (liftback, Gran Coupe).

Seri 4 lebih rendah dan lebih lebar, dan suspensinya juga lebih kaku. Sasis yang direka ulang membuat coupe terasa lebih sporty. Garis atap 2 inci lebih pendek dari sedan dan tinggi kendaraan 0.4 inci lebih rendah, memberikan coupe pusat gravitasi yang menurut BMW berukuran tinggi 19.6 inci, yang akan menempatkannya 0.1 inci di atas Porsche Cayman (car Driver, 2013).

Mesinnya lebih edan lagi. 302 horse power dengan turbo inline-six pada mesin N55 3.0 L. Mesin N55 ini adalah turbocharged straight-six petrol engine. Mesin straight-six engine pertama yang menggunakan turbocharger twin-scroll. Memenangkan 3 penghargaan Ward’s 10 Best Engines pada 2011–2013 secara konsekutif. Bahkan dari basis ini, dikembangkan menjadi mesin S55 yang ditujukan penggunaannya untuk F80 M3, F82 M4 dan F87 M2 Competition/CS.

Maka jangan heran Mr. X ini tetap ingin kendaraannya terlihat sporty. Walaupun di inner beautynya, Mr. X kepengen banget pake suspensi udara.

Pada aspek suspensi cukup lama berkutat dalam diskusi. Maklum, pandangan secara umum masih mengemuka soal performa dan kekuatan air sus. “Awal mulanya car owner agak sedikit ketakuan mobil kencang pakai air sus,” ucap Willy F*ck Wheel Dude yang menyebut 435i ini sudah upgrade ke stage 2.

Namun ada jalan tengah yang bisa diambilkan keputusannya secara ajeg. “Kita orderin Feelair yang lebih hard 30%, agar pedal gas mesin tetap bisa ditekan tanpa adanya perbedaan handling dengan suspensi sebelumnya yang sudah pakai coilover,” ucap Willy yang memiliki keagenan Feelair dan Lyberti Club.

Ketika persoalan ini selesai, kotak pandora terbuka. Eksekusi segera dilanjutkan, berbasis sporty aura sebagai goalnya. 

Konsepnya finally lebih bergaya street race sih. Mobil ngebut tanpa hambatan. Tapi kalau parkir di mal ataupun kumpul bareng temen tetap bisa pendek.

Velgnya sangar!
DPE CS20.
Concave.
Mesh.
Hitam pula!

Model mesh yang deep concave begitu dipasang di mobil putih rasa-rasanya cocok dengan karakter coupe ini. Namun DeepEnd datang terlalu cepat ke Bandung, rupanya masih ada satu pekerjaan bengkel yang kami ‘tikung’ demi pemotretan.

Sebenarnya ring 20 dipasang di F32 dengan lebar 9.5+10.5 dan offset sedikit agresif mempunyai banyak handicap. “Makanya yang belakang, fittingannya belum terlalu enak dipandang,” ucap Willy. Problemnya ada pada dimensi fender yang enggak begitu besar. 

Tapi velg hitam ini sekilas “hidden” alias tak mencolok, lantas apa alasan memilih warna ini? Sesuai identitas yang punya: hidden.

Mr. X bahkan meneruskannya hingga memakai body kit dan hood M4, dan rem M Performance di depan-belakang, serta knalpot Armytrix.

Bener-bener deh!


Workshop:
F*ck Wheel Dude @willy_fwd