Sebenarnya Bali sudah tak lagi menjadi indikator modifikasi mobil. Terlihat anteng. Asyik-asyik sendiri. Jarang main ke luar pulau pula. Bahkan kreativitas tak lagi muncul. Padahal dulu di kurun waktu 2001-2007, Bali menjadi simbol kreativitas bermodifikasi. Airbrush, livery ataupun bentuk custom lainnya.
DeepEnd rindu banget dengan Bali.
Bukan saja menjadi salah satu destinasi kontes dan meet up, tapi juga melahirkan wakil-wakil show car yang bisa bersaing dengan kota dan pulau tetangga. Bali yang sering menjadi tempat diadakannya acara mobil (bahkan motor), sesungguhnya bisa mengambil manfaat dari semua kegiatan yang telah terjadi.
Kini…, hadir Legit Car Show.
Barang apa ini?
Rupanya, ada yang gelisah.
DeepEnd sebutkan saja namanya (sesuai urutan alfabet); Adit, Arika, Gabriel, Joe, Krisna, Nico, Putu, Rendy, Rydo dan Yogi. Mereka bersepuluh mencoba berembuk untuk menggeliat lagi. Sejauh ini sudah banyak yang mereka upayakan. Bikin meet up. Datangkan media nasional. Membuat mobil modifikasi yang proporsional sekaligus bikin patah leher. Pokoknya, sepengetahuan kami, anak-anak yang suka main di Cartell ini selalu tanpa henti berkreasi di car scenenya Bali.
Lewat Legit Car Show, nampak ada sebuah mercu suar baru di Bali.
Mercu suar yang menjadi diorama bagi car enthusiast di Bali, sehingga bisa berlaku sebagai lampu penerang bagi kondisi terkini modifikasi. Maunya, “First ever proper car show di Bali!” ucap Joe Paul, yang menjadi pelecut terciptanya Legit Car Show.
Namun sadarkah, bila sebenarnya ada 4 manfaat jika menjadi peserta atau sekadar datang mendukung acara modifikasi mobil, seperti halnya Legit Car Show. Ke-4 hal tersebut adalah:
- Menonton Langsung, Rasakan Feelnya
Skena mobil di Bali perlu langsung melihat secara offline. Harap diingat, setiap mobil yang ada di venue sudah menang hanya dengan berada di sana. Sebab para peserta memiliki kepercayaan diri dan kebanggaan pada mobilnya. Rasakan feelnya. Feel it, bukan gibah. Coba cari tahu apa alasan peserta tersebut memodifikasi mobilnya. Di Legit Car Show ada sebuah BMW yang hancur bumpernya. Sang pemilik menyetir sendiri menuju Bali. Bagi DeepEnd, peserta dengan sikap persisten seperti ini patut diacungi jempol. Ada derita dibalik cerita.
- Melihat Fungsinya
Apapun makna 3F-nya, apakah itu Fashion Follow Function atau Form Follow Function, sebenarnya bermuara pada kinerja fungsi. Remnya apakah bekerja baik setelah memasang velg gambot? Fungsi manajemen suspensi udaranya benar-benar jalan atau tersendat? Atau malah belum sempurna, misalnya speaker 3-way terlepas ketika kita membuka pintu. Hal-hal ini menjadi menarik untuk dilihat fungsinya. Jika semua itu benar, lihat cara pemasangannya. Rapi atau tidak. Presisi atau belum. Kalau bisa, gunakan ponselmu untuk mengabadikannya. Jadi patokan dan pegangan ketika akan berbicara dengan bengkel yang jadi tujuanmu kelak. Hanya dengan cara inilah, proses transfer ilmu bisa terekam di benakmu dengan baik.
- Mendiskusikan Tips dan Triknya
Nah, ini yang sering banget DeepEnd tidak lihat. Dimana-mana seantero Indonesia ini. Faktanya antara malu dan gengsi, kalian tidak melakukannya. Ketika di Legit Car Show, ada begitu banyak yang datang. Dari Sumatera Utara, Jakarta, Banten, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lombok. Mereka datang dengan cerita sukses masing-masing. Jemput ceritanya, tanya tipsnya dan minta triknya. Pasti dikasih, kok.
- Menambah Jejaring (Networking)
Jejaring akan bertambah, ketika poin 1, 2 dan 3 tadi telah DeepEnder lakukan. Bali mungkin saja akan pergi ke Surabaya menghadiri sebuah car contest. Atau bahkan ikut The Elite di Jakarta. Lantas bagaimana kalian akan menitipkan mobil di sana sebelum/sesudah kontes? Bukankah perlu untuk dipoles agar mengkilap selama di event? Kekuatan jejaring inilah yang mesti didevelop.
Dari sekian peserta, memang secara fakta lebih banyak mobil dari luar Bali. Ketimpangan ini sebenarnya bukan malah membuat Bali jadi mundur. Tentu tidak. Malah ini advantage, sehingga bisa melakukan 4 poin di atas.
Hei…, kita mesti respek pada Legit Car Show. Bisa mendatangkan peserta dari luar. Jauh loh ke Bali. Mau naik towing, bisa kebeli 4 ban. Mau lewat darat, pantura Timur itu galak juga aspalnya. Yeah, sebuah handicap tingkat tinggi. Ini malah bisa kedatangan peserta dari 8 provinsi.
Semoga nanti tak hanya ada Toyota Yaris full spec milik Gejentara yang menarik perhatian DeepEnd. Rombongan Fortuner dan Innova dari Bali Diesel Enthusiast. Mitsubishi Galant VR-nya Deva Nugraha yang sudah fully convert.
Masih ada Atau Mazda RX-8 dan VW Scirocco kepunyaan Medical Stance Bali. Lantas BMW E46 Alpina Look punya Alpin. Jimny restorasi klasik yang terpasang turbo milik Dendi. Juga Hardtop-nya Dewa garapan GM Power Bali. Atau bahkan si kalcer VW Kodoknya Putra.
Kunci Bali untuk menjadi lebih maju adalah saling mengisi satu sama lainnya. Lepaskan kepentingan lainnya, pentingkan saja gimana caranya agar Bali kembali menggeliat dan maju. DeepEnd percaya, Bali bisa.
Semoga guyub!