Tipe S202 ini merupakan station wagon yang kerap disebut T-Model (T untuk tourenwagen, mobil touring). Mirip persis plek ketiplek dengan level trim pada tipe sedannya (W202). Cuma panjang aja, bisa bawa belanjaan bulanan atau anjing peliharaan.

Bukan hanya tampilan mobil dibuat tak banyak warna dan tetap simpel, tapi oleh Achmad Gautama, segera disulap menjadi stance style. Dimana posisi kendaraan ditentukan oleh ketinggian suspensi dan kesesuaian roda di lengkungan fender.

Visinya bisa rebah seoptimalnya, dan seringkali menambahkan camber negatif pada roda untuk mendapatkan tampilan stance.

Kuncinya bagi Gaga, panggilan akrabnya, adalah pemasangan velg dan ban yang wajib menyumbang peran lebih besar dari perspektif visual dan fungsional.

“Lebih ke wild wagon, mobil simpel dan clean tapi velgnya gahar,” ucap warga Bandar Lampung ini. “Bodi ekstrem karena ngelebar 6 jari dari standar dengan tetap tampilan natural,” jelas kelahiran 27 Oktober.

Tapi memang semua itu bermula dari velg 15 incinya. Diambil dari basis asli Brabus Monoblock III, lantas ringnya dibuat naik 3 inci. Dan lantas dibuatkan lebih bengkak lagi menjadi 18x(9.5+11) inci dengan offset -10/-20. Disebut sebagai double step convertion with 3-piece construction.

Cuma pas dipasang, lebarnya itu betul-betul kelebaran. Keluar 6-7 jari, padahal mau wide body hanya 2-3 jari saja. Di titik ini memang memusingkan.

Apalagi jumlah keluar itu belum mengakomodasi BBK. Alhasil bisa nambah 3 jari lagi bengkaknya. Untunglah bertemu Andri @garage21_rimservice, dimana disampaikan, “Kalau velg aja bisa maju, kenapa BBK enggak bisa mundur!”

Setelah diakali, mobil perlu dicat lagi.

Dimana ditawarkan oleh Vino Platinum opsi warna candy yang selama ini baru diapply di 1 mobil, yaitu di mobil F30 @rahinchandra.

Gaga seneng juga, sebab ia dapat bisikan sudah ada hampir 10 orang yang minta cat warna ini, “Tapi enggak pernah dikasih, dan akhirnya dibolehkan keluar lagi di mobil wagon ini.”

 

Bangun mobil memang kudu sesuai dengan fungsinya, namun tetap kudu bisa dipakai harian, “Yang terpenting pemakaian air sus karena mobil saya tetap ingin jalan ceper tapi harus bisa touring.”

Gaga menambahkan, “Lampung-Jogja PP sudah pernah, kalau Lampung-Jakarta malah sudah sering.”


Workshop:
Builder: @sabigarage
Paint & bodyworks: @platinum_motorsport_indonesia
Undercarriage: @artcustomworks
Undercarriage maintenance: @teguh_ym
Audio: @ajm_audioworks

Data Mods:
DeBeer candy blue, custom front bumper + add on, custom rear bumper + add on, custom side skirt, USDM corner lamp, DS HID 6.000 K, Recaro C81 electric seat, Brabus door lock pin, Brabus shift knob, Brabus pedal set, wood panel steering wheel, chrome AC panel, chrome speedometer bezel, chrome shift knob, Pioneer cover speaker, leather seat & trim, Brabus Monoblock II converted 18x(9.5+11) inches, Yokohama Advan Fleva 225/35R18 & 245/35R18, Brembo 330 mm/4 pot, Air Pride suspension, Air Lift Performance 3H air management, D2 Racing coilover, custom hardline, custom camber kit, custom toe, custom caster, custom front upper arm, K&N air filter, Tech Pro Exhaust valvetronic exhaust, Venom Pandora processor, Venom 2-way front Speaker, 2-way by Venom, Rockfor Fosgate power monoblock, Rockford Fosgate 12 inches subwoofer, custom trunk setup