Makin serem Vellfire ini.
Usianya sudah 12 tahun.
Apa karena ngikut pakem “makin tua makin jadi”?

Makin jadinya tuh wabil khusus tertuju pada velg.
Forgiato Maglia.
Celong bin gahar.

Maglia yang dipakai Josint berdimensi 20×11 dengan offset -30  dan 20×12.5 inci dengan ET -60. Di katalog Maglia, diameter paling tinggi dirilis hingga 32 inci. Berarti, model Maglia memang cocok untuk mobil-mobil berukuran besar, bukan hanya MPV namun juga SUV atau sedan bergaya Donk.

Apa yang bikin keren sosok Maglia ini?

Ternyata bukan hanya akibat desain atau bespoke offsetnya. Namun ada yang kita luput dengan istilah FF alias Flat Forging. Kode istilah ini disematkan pada Maglia untuk pengerjaan lebih lanjut pada velg forged.

Setelah sebuah pekerjaan ditempa menjadi bentuk tertentu dengan palu, bekas palu tetap ada di permukaan atas pekerjaan. Untuk menghilangkan bekas palu dan kerutan serta untuk mendapatkan permukaan yang halus pada pekerjaan, digunakan palu perata atau set palu. Proses ini dikenal sebagai meratakan (flatting) atau mengatur (setting down).

Flatter sendiri memiliki permukaan yang rata dengan ujung yang tajam atau bulat dan diposisikan pada benda kerja dan dipukul dengan palu luncur atau palu lainnya. Palu set paling sering digunakan untuk menyetel bahu. Sedangkan pipih adalah alat finishing yang baik dan harus digunakan secara khusus untuk memberikan hasil akhir yang baik pada permukaan yang rata.

Makanya finishing ekstra ini yang membuatnya menjadi lebih mahal. Tak heran Maglia pada Vellfire ini berhasil menunjang pesonanya sendiri. Apalagi, Forgiato is a custom wheel manufacturer based in Los Angeles, CA. Semua roda dibuat dan diselesaikan sendiri dengan menggunakan semua suku cadang Amerika.

Hanya saja, proses intalasi terjadi di Bogor. Bikin puyeng sejadi-jadinya. Kami menyebutnya “Mentalitas Minus”. Dimana angka minus 30 dan 60 yang tertera pada velg Vellfire itulah yang bikin asam lambung naik, migren, uring-uringan tak kunjung henti. Apalagi ini spec velg Nissan GT-R versi Liberty Walk yang Rocket Bunny.

Belum lagi kudu masuk big brake Brembo F50 380 mm/6 pot dan Brembo F40 355 mm/4 pot. Tapi untunglah semuanya done, fungsi-fungsi aman jaya sentosa (sebab kalau masih belum kelar urusan, DeepEnd pastikan tak akan mau meliput). Ban juga tidak rubbish.

 

Tentunya lengan sayap belakang ditwist kinerjanya. Bentuknya juga sedikit direkayasa. Posisinya pun menyesuaikan. Dikoneksikan pula dengan custom camber kit depan dan belakang. Sekiranya sudah pas, bagian roda sudah tak mepet bagian dalam dan bagian atas ruang spakbor, maka Josint mengiyakan all around radius yang disuarakan Dimension Garage.

Sehingga full kit D2 Suspension super perfomance package bisa bermain dengan begitu leluasa turun-naiknya. Menopang camber depan -6 dan camber belakang -7.

Minus camber.
Minus offset.
Mentalitas minus!
Tetap menyala pokoknya!


Workshop:
Body work & paint: GG Autoworks @ggautoworks
Undercarriage & radius: Dimension Garage @dimensiongaragee
Wheel & tyres: Joshgen Wheel @joshgenwheels