Walaupun sejak awal tim tersebut berpendapat, bila pun tak optimal, pengetahuan yang dihasilkan dapat mendukung pengembangan kendaraan listrik di masa mendatang. Tapi asyik juga melihat Ryozo Hiraku dan tim berjibaku dengan idealismenya.
Sekilas, R32 EV hampir bisa dianggap sebagai R32 GT-R standar. Dengan balutan warna metalik Gun Grey, tampilan baru kendaraan ini menyamarkan transplantasi jantungnya. Penampilan yang sungguh menipu.
Tujuan tim bukanlah untuk melampaui, melainkan menyamai performa GT-R asli, yang menghasilkan tenaga 280 PS (206 kW) dan torsi 353 Nm. Mungkin ini yang disebut sebagai version 1 dari proses menata ulang sebuah ikon. Tetapi tetap saja ini merupakan pengalaman yang menggetarkan.
Berpatokan pada tujuan bersama itulah, tim mereproduksi kehebatan mesin 2,6 liter twin-turbo yang disegani disiasati dengan memasang sepasang motor listrik 160 kW, yang masing-masing mampu menghasilkan torsi hingga 340 Nm. Mengakomodir baterai yang menyita ruang, mereka melepas jok belakang dan menggantinya dengan baterai 62 kWh yang dipinjam dari LEAF NISMO RC02.
Meskipun R32 EV sekitar 370 kg lebih berat daripada kendaraan donor karena paket baterai dan komponen listrik, para insinyur telah menyetel output dan torsinya agar sesuai dengan rasio torsi terhadap berat R32 GT-R asli.
Seiring dengan kemajuan tim dalam mengembangkan R32 EV, mereka berupaya untuk menyetel motor listrik kembar agar sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan oleh kendaraan asli. Dengan serangkaian sensor modern dan tidak adanya komponen mekanis seperti kopling, motor listrik ganda dapat merespons lebih cepat dan mendistribusikan torsi antara roda depan dan belakang dengan presisi yang lebih tinggi daripada sistem mekanis yang digantikannya.
Modifikasi yang dilakukan ternyata mencari jalan tengah antara mengejar tenaga dan performa di lintasan lurus dengan R32 EV yang bisa melahap tikungan. Kunci untuk mencapai kehebatan dinamis yang diinginkan adalah sistem penggerak semua roda yang mengesankan.
Saat pertama kali diperkenalkan 35 tahun lalu, sistem penggerak semua roda ATTESA E-TS dari Nissan memastikan R32 GT-R asli memberikan traksi dan stabilitas yang mengesankan di segala cuaca. Dengan sistem kopling yang digerakkan secara hidrolik, sistem ini dapat membagi torsi hingga 50:50 antara roda depan dan belakang.
Setelah mencangkok powertrain, Ryozo Hiraku dan tim melengkapi R32 EV dengan kit suspensi NISMO Sports + peredam Öhlins untuk memastikan pengendalian optimal dan body roll terbatas meskipun bobot komponen EV lebih berat.
Tak heran bila mengaplikasi rem yang lebih besar dan roda yang terinspirasi dari pabrikan aslinya. Mengambil rotor yang lebih besar dan kaliper monoblok yang lebih besar dari R35 GT-R, yang memastikan daya henti yang optimal meskipun bobot R32 EV lebih berat.
Untuk mengakomodasi cakram yang lebih besar dan kaliper yang lebih kuat, Ryozo Hiraku dan tim mengembangkan roda 18 inci yang terinspirasi dari pabrik yang sangat mirip dengan velg 16 inci yang dipasang pada R32 GT-R.
Bagaimana dengan suasana kokpit?
Nantikan di artikel 3 dari total 3 artikel tegtang R32 EV.
(Bersambung, Part 2 dari 3 artikel)
Sumber: nissan-global.com