Automobili Lamborghini moncer di awal tahun ini. Performa yang kuat ini didorong oleh kapasitas produksi penuh Revuelto, model plug-in hybrid V12 pertama Lamborghini, dan oleh kedatangan Urus SE, versi hybrid baru dari Lamborghini Super SUV, yang berkontribusi dalam menarik pelanggan baru dan memperkuat posisi global merek tersebut.

Paolo Poma, Managing Director dan CFO Automobili Lamborghini, menyatakan, “Tahun 2025 dibuka dengan hasil yang solid, yang menegaskan keberlanjutan jalur menuju pertumbuhan finansial yang berkelanjutan. Dalam konteks yang tidak pasti saat ini, khususnya dalam hal perdagangan internasional, komitmen kami tetap berfokus pada penciptaan nilai yang langgeng bagi para pemangku kepentingan kami, mempertahankan visi jangka panjang kami yang dibangun di atas fondasi finansial yang kuat dan tanggung jawab lingkungan.”

Dalam hal pengiriman pada Q1 2025, terdapat distribusi yang seimbang antara tiga kawasan komersial utama, EMEA, Amerika dan APAC, dengan pengiriman masing-masing sebanyak 1.368 (+7% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024), 1.034 (+21%) dan 565 (+14%) mobil. Amerika Serikat berada di posisi teratas dengan 933 unit yang dikirimkan, diikuti oleh Jerman (366), Inggris (272), Jepang (187) dan Italia (143). Sepuluh teratas dilengkapi oleh Korea Selatan (134), Timur Tengah (104), Swiss (95), Australia (85) dan Prancis/Monako (76).

Distribusi yang luas dan keseimbangan geografis mencerminkan soliditas strategi bisnis Automobili Lamborghini, yang terus memperkuat kehadiran globalnya sambil mempertahankan akar yang kuat di Italia. Buku pesanan tetap kuat, dengan waktu tunggu untuk Revuelto lebih dari dua tahun. Angka-angka ini muncul di tengah meningkatnya ketidakstabilan geopolitik dan konteks perdagangan yang terus berkembang.

Meskipun langkah-langkah perdagangan terbaru antara Eropa dan Amerika Serikat belum mempengaruhi hasil Q1 Automobili Lamborghini, perusahaan terus memantau situasi dengan saksama dan mengevaluasi skenario dan implikasi potensial di masa mendatang bagi bisnisnya. Perusahaan menegaskan kembali dukungannya terhadap perdagangan internasional berdasarkan aturan bersama, pasar terbuka, dan hubungan yang stabil di antara ekonomi global, dengan keyakinan bahwa langkah-langkah proteksionis dapat berdampak negatif pada pertumbuhan, daya saing, dan pembangunan.