Evo punya status “cult car” karena sejarahnya di reli WRC. Selama nama Evo masih melegenda, konversi ke arah itu tetap diminati. Terlebih…, unit Evo original semakin langka, terutama Evo V–IX yang jadi incaran kolektor. Bagi banyak orang, konversi jadi satu-satunya jalan realistis untuk “memiliki Evo”.
Mari kita tengok, basis-basis Lancer yang melimpah. Lancer CK, Cedia, hingga EX cukup banyak di pasaran dengan harga relatif terjangkau, sehingga supply untuk proyek konversi masih aman dalam beberapa tahun ke depan.
Kini, komunitas Lancer dan Evo punya ekosistem modifikasi yang hidup: referensi, parts, dan bahkan workshop spesialis. Ini menjaga tren tetap berjalan. Lantas, terdapat kebebasan ekspresi otomotif. Dimana banyak modifikator yang senang “bermain gaya” meskipun tidak mengutamakan performa. Selama modifikasi jadi bagian gaya hidup, tren ini akan relevan.
Bagi pecinta Mitsubishi, nama Lancer Evolution (Evo) punya magnet tersendiri. Mobil legendaris yang lahir dari ajang reli dunia ini bukan hanya soal performa ganas, tapi juga soal aura sporty yang sulit ditandingi. Sayangnya, harga Evo asli kini melambung tinggi dan unitnya semakin langka. Inilah yang kemudian memunculkan tren populer: mengonversi Mitsubishi Lancer biasa menjadi Lancer Evo look. Tren ini berulang, up and down, namun sesungguhnya rasa cinta itu selalu hadir di Tanah Air.
Baru-baru ini, DeepEnd mendatangi Bandung, salah satu kota biang kendaraan konversi (converted vehicle). Bertemulah dengan Rekotomo Prasetyo a.k.a Reko.
“Bagi saya, Mitsubishi Lancer itu tangguh, lincah, dan siap bertarung.”
Reko dibesarkan oleh pengaruh Initial D sejak awal dirilis.
Ketika pemuda lain sibuk demo dan menduduki Gedung DPR, Reko malam demam rally, DTM, dan BTCC.
Speed and performance merupakan sumbu api yang hingga kini tak pernah padam.
Bergerak menambah umur, Reko menemukan kenikmatan dalam berproses.
Ya…, modifikasi = proses.
Reko dibantu Frans, pemilik Mikail Autopart, bengkel khusus konversi Mitsubishi yang berbasis di Mojokerto.
Karena akan memakai konsep Evo 3, “Cluster 1 adalah body part, cluster 2 adalah interior, ke-3 kaki-kaki, ke-4 mesin, dan terakhir aksesori.” Warga Bandung kelahiran Jakarta, 28 September, mantesin Si Kuku, panggilan mobilnya yang asli kelirnya masih kuning, dengan tujuan “Sopan Bertenaga”.
Menurutnya, Kuku kini sudah punya 3 sikap yaitu Stylist, Dinamis, dan Kencang.
Workshop:
Mikail Autopart @mikailautopart