Apa yang bikin sebuah mobil langsung terasa “Nissan banget”? Buat yang sudah akrab dengan brand ini, jawabannya biasanya ada di tiga hal: handling penuh percaya diri, kenyamanan harian, dan teknologi yang gampang dipakai. Nah, ternyata resep itu enggak cuma berlaku di satu model saja, tapi dijaga konsisten di seluruh line-up.

Contohnya, para engineer yang sebelumnya mengulik performa Nissan Z—ikon sportscar legendaris—ternyata juga turun tangan di balik pengembangan Nissan LEAF terbaru. Yup, EV hatchback yang akan meluncur di Amerika Utara pada musim gugur 2025 ini kebagian sentuhan racikan para “chef” yang sama.

“Tujuan kami adalah konsistensi merek di setiap segmen,” kata Mathew Wright, insinyur R&D di Nissan Arizona Testing Center. “Terlepas dari jenis kendaraan, kami ingin memberikan pengalaman yang nyaman dan aman sehingga konsumen merasa percaya diri saat mengemudi.”

Dari Z ke LEAF: Bukan Sekadar Pindah Platform

Buat Nissan, konsistensi itu dimulai dari rasa berkendara. Bukan cuma soal akselerasi responsif di mobil sport, tapi juga setir presisi di EV harian.

“Kemudi yang presisi dan akselerasi yang responsif bukan hanya untuk mobil sport,” jelas Wright.

Makanya, ilmu yang dipakai di Z juga diturunkan ke LEAF. Tentu dengan adaptasi ke platform listrik, tapi tetap mempertahankan DNA Nissan yang khas. Wright bahkan bilang, “Kami telah melakukan berbagai penyesuaian untuk memastikan konsumen LEAF dapat menikmati pengalaman berkendara yang menyenangkan dan percaya diri.”

Kuncinya ada di tim engineering yang lintas segmen. Dari SUV, truk, sedan, sampai sportscar, semua pengalaman itu dibawa ke meja pengembangan LEAF.

“Kami ingin tim pengembangan memiliki pengalaman produk yang luas,” tambah Christian Spencer, Manajer Senior Pemasaran Nissan. “Hal ini memungkinkan kami untuk menerapkan wawasan terbaik dari setiap kendaraan ke model-model baru.”

Nyaman Selevel di Atas Kelasnya

Nissan juga serius soal kenyamanan. LEAF terbaru ini sudah dibekali motor baru dengan mounting yang bikin getaran berkurang 25%. Struktur lantai lebih kaku 80%, plus pintu dengan peredam suara lebih oke.

Suspensi belakang multilink hasil adopsi dari Nissan Ariya juga bikin bantingan lebih jinak, mengurangi impact stiffness hampir 30%. Hasilnya? Jalanan bergelombang atau lubang di aspal bukan lagi drama.

“Kenyamanan berkendara kami dirancang untuk berada di kelas yang lebih tinggi,” kata Wright.

EV Ramah Pengguna dengan Sentuhan Praktis

Tak kalah penting, Nissan tetap memikirkan soal ergonomi dan teknologi yang gampang diakses. Jadi walau ada layar sentuh, kontrol fisik untuk fungsi penting tetap ada, mulai dari AC, audio, sampai jendela.

“Kami ingin semuanya disusun secara logis,” kata Spencer.

Soal charging, Nissan bikin langkah berani dengan menghadirkan dua port sekaligus: NACS dan J1772. Ini bikin LEAF lebih fleksibel di jaringan charger publik.

“Tim tersebut berhasil melaksanakan implementasi NACS dengan lancar, membuka akses LEAF ke jauh lebih banyak stasiun pengisian daya dan meningkatkan pengalaman pengisian daya publik,” jelas Wright.

Kerennya lagi, semua itu ditawarkan lewat varian LEAF S+ dengan harga mulai US$29.990, menjadikannya EV baru paling terjangkau di Amerika Serikat.

Dari Panasnya Arizona ke Dinginnya Kanada

Proses tuning LEAF dan Z enggak main-main. Engineer Nissan mengetes mobil ribuan kilometer di berbagai kondisi ekstrem, mulai dari panas terik Arizona sampai dingin menggigit di Kanada.

“Mobil adalah investasi yang signifikan. Kami ingin menyesuaikan fitur dan performa yang tepat dengan kebutuhan audiens,” kata Wright.

Dan pada akhirnya, entah itu Z atau LEAF, misinya sama: menghadirkan rasa percaya diri, kenyamanan, dan teknologi intuitif yang jadi ciri khas Nissan-ness di setiap modelnya.