The King doesn’t shout, he just arrives.
Dan mungkin, itulah cara Hansen TJ memperkenalkan sang Toyota Land Cruiser 300 GR Sport miliknya. Tak ada gebyar warna, tak ada rombakan ekstrem. Semuanya presisi, tenang, dan disusun dengan disiplin rasa.

Land Cruiser GR Sport memang sudah lahir dengan darah juara reli gurun.
Tapi LC bukan saja penguasa gurun.
Ia raja di hutan, raja di sungai, raja di savana, juga raja di jalanan.

Raja dengan segenap kekuatannya!

Pertama, E-KDSS (Electronic Kinetic Dynamic Suspension System ) sistem suspensi aktif buatan Toyota yang dikembangkan khusus untuk meningkatkan stabilitas di jalan raya dan artikulasi roda di medan off-road.

Kekuatan kedua, Adaptive Variable Suspension yang membuat setiap gerak tubuh SUV ini terasa “terukur”. Sistem buatan Toyota ini dapat mengatur tingkat kekerasan atau kelembutan shockbreaker secara real-time sesuai kondisi jalan, gaya mengemudi, dan mode berkendara.

 

Ketiga, sistem pengunci diferensial elektronik di depan dan belakang yang membagi tenaga dari mesin ke roda kanan dan kiri agar bisa berputar dengan kecepatan berbeda, terutama saat berbelok.

Keempat, Crawl Control yang bisa dibilang sebagai “cruise control-nya dunia off-road.” Crawl Control mengatur kecepatan konstan super pelan (lima tingkat kecepatan) sehingga pengemudi fokus hanya pada arah kemudi, tanpa perlu menginjak gas atau rem.

Kelima,Multi-Terrain Select (MTS) yang menjadi otak utama pengatur traksi dan throttle control. MTS sanggup membaca kondisi permukaan (mud, sand, rock, dirt, snow) dan menyesuaikan respon gas, kontrol rem, serta distribusi tenaga ke tiap roda agar traksi optimal.

Semuanya bicara tentang kendali total!
Raja sejati tak pernah panik.
Ia akan menemukan jalannya sendiri.

Bumper dan grille khas GR, perpaduan interior hitam-merah, emblem GR yang tersebar di tiap sudut, mobil ini sudah born ready bahkan tanpa disentuh modifikasi.

 

Namun bagi Hansen, “si Raja” ini tetap harus tampil klimis, bukan bising.
“Gue nggak mau modif yang rame. Semua add-on sebisa mungkin di-hide, bukan dipamerin,” jelasnya.

Maka arah modifikasi pun berjalan ke konsep OEM+ stealth add-on.

Fog lamp Rigid Industries 360 Series 4-inch disematkan ke dalam grill depan dengan bracket custom yang tersembunyi, tanpa menambah komponen eksternal yang mengganggu estetika. Lampu kabut bawaan diganti dengan bohlam dual light IPF LED Dual Color (2600K/6500K), agar tampilan tetap orisinal tapi fungsinya meningkat dua kali lipat.

Begitu pula pada suspensi.
Sebagai sorotan utama.
Solusi bagi LC300 yang dikenal dengan karakternya yang sedikit kaku.

Tapi di tangan Hansen TJ, masalah itu tamat sudah. Shockbreaker FOX Performance DSC Series khusus LC300 GR Sport by @romaautosport jadi jawaban telak. “Setiap kilometer terasa seperti meluncur di atas awan. Running on the clouds,” begitu Hansen menyebutnya sambil tersenyum.

Bagian kaki-kaki pun tak kalah bercerita. Velg Rotiform 18×9 inci dipilih bukan karena ingin tampil muda, tapi justru menolak muda. Tren velg kaleng memang menggoda, tapi bahan dan bobotnya tak cocok untuk “The King”. Rotiform menjadi kompromi cerdas yaitu ringan, kuat, dan jarang di pasaran dengan offset yang pas.

Sedangkan ban BFGoodrich 285/65R18 membuat proporsinya kian mengkotak dan maskulin. Menariknya, velg ini bekas dari mobil lain, lalu dicat ulang sesuai kode warna bodi, sebuah detail kecil yang justru menunjukkan jiwa perfeksionis sang pemilik.

Tambahan aksesori seperti mudflap Jaos original, karpet karet ARB yang lekukannya presisi mengikuti kontur lantai, menjadi sentuhan terakhir. Fungsional tapi rapi.

Tidak ada drama, tidak ada letupan warna aneh. LC300 GR Sport milik Hansen TJ adalah definisi refinement meets restraint. Sebuah SUV yang tak lagi perlu membuktikan kekuatannya, karena wibawa sejati tak perlu berteriak.

Hansen TH bilang, “MENOLAK MUDA DAN STAY KLIMIS.”