Dalam wawancara dengan DeepEnd, tersirat bahwa T3AM sedang berada di fase transformasi. Bukan hanya soal jumlah peserta, kategori, atau kemasan visual, tetapi juga soal masa depan venue.
“Insya Allah kami ingin T3AM tetap diadakan setiap tahun. Bahkan sudah ada pembicaraan awal untuk menggelarnya di bandara lain. Tapi tentu harus kami evaluasi mengenai luas area, kesiapan bandara, dan kelayakannya,” tutur Nabil Akbar, Ketua Panitia T3AM 2025.

Jika rencana roadshow ini terealisasi, dunia modifikasi Indonesia akan memiliki warna baru: event yang menjelajah bandara, satu demi satu. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bayangkan: stance build di terminal YIA, wagon bergaya retro di Kualanamu, atau EV widebody nangkring di Sultan Hasanuddin. Format seperti ini bisa membuka panggung baru untuk modifikator daerah yang selama ini hanya bisa melihat dari jauh.
T3AM 2025 bisa jadi titik awal sebuah gelombang ekspansi nasional, dan itu adalah hal baik bagi skena modifikasi Indonesia. ![]()
