Di luar capaian penjualan yang impresif sepanjang 2025, langkah BYD di Indonesia juga diarahkan pada pembangunan fondasi jangka panjang industri kendaraan listrik. Tahun 2026 dipandang sebagai fase penting, di mana pertumbuhan pasar EV akan diimbangi dengan penguatan ekosistem serta kontribusi yang lebih nyata terhadap industri otomotif nasional.

Salah satu agenda strategis utama adalah pembangunan fasilitas produksi BYD di Indonesia yang direncanakan mulai beroperasi pada 2026. Kehadiran pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pasok, menjaga stabilitas ketersediaan kendaraan listrik, serta memperkuat daya saing industri otomotif nasional di tengah percepatan elektrifikasi.

Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, menilai bahwa dinamika pasar kendaraan listrik di Indonesia sepanjang 2025 menjadi sinyal positif bagi masa depan industri. “Perkembangan pasar EV di Indonesia tahun ini menunjukkan dinamika yang sangat positif, bahkan di tengah tantangan industri otomotif yang secara umum mengalami perlambatan. Hal ini menunjukkan bahwa EV mulai berperan sebagai penggerak baru yang menjaga industri tetap bertumbuh dan adaptif,” ujarnya.

Lebih dari sekadar fasilitas produksi, investasi ini juga membuka peluang penguatan rantai pasok lokal, kolaborasi dengan pelaku industri dalam negeri, serta transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan demikian, pertumbuhan EV tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari transformasi industri otomotif Indonesia secara menyeluruh.

Di sisi konsumen, BYD terus memperluas jaringan penjualan dan layanan purna jual secara bertahap di berbagai wilayah Indonesia. Akses layanan yang semakin dekat, ketersediaan suku cadang, serta dukungan teknis yang andal dipandang sebagai faktor kunci dalam membangun kepercayaan jangka panjang terhadap kendaraan listrik.

Menurut Eagle Zhao, fokus BYD ke depan tidak hanya pada pertumbuhan volume penjualan, tetapi juga pada kesiapan ekosistem pendukung. “Melalui kehadiran produk BYD dan DENZA di berbagai segmen, kami berupaya mengambil bagian dalam menjaga pergerakan industri otomotif nasional agar tetap aktif, adaptif, dan bertumbuh seiring perubahan menuju elektrifikasi,” tambahnya.

Selain penguatan jaringan dan produksi lokal, BYD juga membangun kolaborasi strategis dengan berbagai mitra, mulai dari perusahaan pembiayaan hingga penyedia layanan mobilitas. Langkah ini ditujukan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses kendaraan listrik, baik dari sisi kepemilikan maupun penggunaan sehari-hari.

Dengan fondasi yang terus diperkuat dari berbagai sisi, BYD memandang Indonesia bukan hanya sebagai pasar, tetapi sebagai mitra strategis dalam membangun masa depan mobilitas yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan. Tahun 2026 menjadi fase berikutnya, di mana kendaraan listrik diharapkan semakin mengakar sebagai bagian dari keseharian masyarakat Indonesia.