Di sebuah sudut Yogyakarta, bukan di pabrik besar atau jalur perakitan kendaraan, sebuah cerita tentang industri otomotif justru tumbuh dari bengkel kecil bernama CV C-Maxi. Di sinilah jawaban atas pertanyaan yang sering muncul itu perlahan menjadi jelas. Mengapa sebuah brand mobil repot-repot mendukung UMKM? Jawabannya sederhana, tapi sering terlupakan. Karena industri besar tidak pernah benar-benar berjalan sendirian!
Bagi banyak orang, merek kendaraan komersial identik dengan mesin, baja, dan angka penjualan. Namun bagi Isuzu, kendaraan hanyalah ujung dari sebuah ekosistem panjang. Di balik satu unit truk yang melaju di jalan, ada ratusan proses, puluhan pemasok, dan banyak usaha kecil yang ikut berputar bersamanya. Isuzu memahami satu hal penting yaitu jika rantai pasok hanya kuat di hulunya, maka di hilir ia akan rapuh.
Melalui Isuzu Supply Chain Partner (ISCP), Isuzu tidak sekadar mencari pemasok, tetapi membangun mitra. Salah satunya adalah Tokyo Radiator Selamat Sempurna (TRSS), yang kemudian memilih untuk melangkah lebih jauh, dengan turun langsung mendampingi UMKM lokal Yogyakarta, CV C-Maxi.
Yang dilakukan bukan bantuan instan atau donasi sesaat, melainkan pendampingan nyata. Membenahi proses produksi, memperkenalkan standar mutu industri, hingga memperkuat kapasitas sumber daya manusia. Perlahan, CV C-Maxi tidak hanya bertahan, tetapi naik kelas.
Di sinilah filosofi Isuzu terasa berbeda. Alih-alih memposisikan diri sebagai pusat segalanya, Isuzu memilih menjadi penggerak ekosistem. UMKM tidak dilihat sebagai pelengkap, melainkan fondasi.
Pendekatan ini pula yang akhirnya mendapat pengakuan dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Penghargaan yang diserahkan langsung oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta pada 30 Oktober 2025 bukan sekadar seremoni, melainkan penanda bahwa kolaborasi industry dan UMKM bisa menciptakan dampak ekonomi yang riil. Karena ketika UMKM tumbuh, bukan hanya satu usaha yang berkembang tetapi juga lapangan kerja, keterampilan lokal, dan kemandirian ekonomi daerah.
Sebagai brand kendaraan komersial, Isuzu hidup dari roda ekonomi yang terus berputar. Truk dan bus Isuzu mengangkut hasil bumi, produk pabrik, hingga kebutuhan sehari-hari masyarakat. Maka masuk akal jika Isuzu ikut memastikan roda itu berputar dengan sehat, termasuk dari sisi pelaku usaha kecil. “Kemajuan industri tidak hanya diukur dari sisi bisnis, tetapi dari seberapa besar manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat,” demikian prinsip yang dipegang Isuzu. Dan prinsip itu menemukan bentuk nyatanya di Yogyakarta, lewat kisah CV C-Maxi.
Pada akhirnya, alasan mengapa brand mobil mendukung UMKM bukanlah strategi pencitraan semata. Ini tentang keberlanjutan. Tentang memahami bahwa mesin secanggih apa pun tetap membutuhkan manusia di belakangnya. Manusia yang berdaya, terampil, dan punya kesempatan untuk tumbuh.
Dari Yogyakarta, Isuzu menunjukkan bahwa membangun industri bukan soal siapa yang paling besar, tetapi siapa yang paling mau bertumbuh bersama. ![]()


