Pergantian kepemimpinan kerap menjadi momen krusial bagi sebuah brand, terlebih bagi merek baru yang tengah membangun pijakan di pasar kompetitif. Hal inilah yang kini dijalani JAECOO Indonesia, setelah resmi menunjuk Jim Ma sebagai Business Unit Director.

Bukan sosok baru di industri otomotif, Jim Ma membawa pengalaman lebih dari 20 tahun di pasar otomotif Cina. Rekam jejaknya mencakup penguatan jaringan dealer, pengembangan layanan purna jual, hingga perumusan standar pengalaman pelanggan. Tiga aspek yang kini menjadi fokus utama JAECOO di Indonesia.

Sejak debutnya pada awal 2025, JAECOO menunjukkan progres agresif. Masuknya J7 dan J8 ke pasar Indonesia melalui ajang otomotif besar, hingga kehadiran J5 EV, menjadi sinyal bahwa brand ini tidak sekadar “hadir”, tetapi ingin langsung bersaing.

Menurut Jim Ma, perjalanan pelanggan tidak berhenti di titik pembelian. Justru setelah itu, kepercayaan harus dijaga. Karena itu, JAECOO menempatkan akses produk, harga kompetitif, dan layanan purna jual yang solid sebagai fondasi utama strategi ke depan.

Antusiasme pasar terhadap J5 EV menjadi contoh nyata. SUV listrik ini tampil dengan desain klasik ala real SUV, dipadukan pendekatan value for money yang kuat serta fitur yang relevan untuk penggunaan harian. Di saat yang sama, lini J7 dan J8, baik versi SHS maupun bensin, memperkuat posisi JAECOO sebagai brand dengan portofolio lengkap di segmen SUV premium dan NEV.

Menatap 2026, JAECOO menargetkan ekspansi jaringan dealer hingga 80 lokasi di seluruh Indonesia. Target ini bukan semata soal angka, melainkan bagian dari strategi memperluas jangkauan layanan purna jual, suku cadang, dan dukungan teknis, terutama di kota-kota besar.

Di bawah kepemimpinan Jim Ma, JAECOO ingin memastikan setiap pelanggan merasakan standar global yang sama: dari ruang pamer, proses pembelian, hingga layanan aftersales. Sebuah pendekatan yang menegaskan bahwa JAECOO tidak hanya menjual SUV, tetapi juga pengalaman kepemilikan jangka panjang.