Lonjakan mobilitas saat libur akhir tahun kembali terasa. Road trip jadi pilihan banyak keluarga Indonesia, tapi di balik rencana liburan, ada satu hal krusial yang sering luput dari perhatian: kondisi ban.

Michelin Indonesia menyoroti bahwa keselamatan perjalanan jarak jauh tidak hanya ditentukan oleh rute dan tujuan, tetapi juga kesiapan kendaraan secara menyeluruh, terutama ban yang menjadi satu-satunya komponen kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan. Tantangannya makin besar karena road trip akhir tahun identik dengan durasi berkendara lebih panjang, muatan lebih berat, serta kondisi jalan basah akibat musim hujan.

Menurut Michelin, peran ban semakin vital di semua jenis kendaraan, baik bermesin konvensional (ICE), hybrid, hingga kendaraan listrik (EV). Pada mobil konvensional, ban dituntut menjaga stabilitas dan kenyamanan meski kendaraan diisi penuh dan digunakan dalam waktu lama. Sementara pada kendaraan hybrid, ban berperan menjaga keseimbangan antara stabilitas berkendara dan efisiensi energi.

Adapun pada kendaraan listrik, tantangan datang dari bobot kendaraan yang lebih berat serta torsi instan sejak pedal akselerator ditekan. Kondisi ini membuat daya cengkeram dan struktur ban menjadi faktor penting untuk menjaga kendali dan kenyamanan selama perjalanan jauh.

Musim hujan menambah kompleksitas. Jalan basah dan licin meningkatkan risiko selip dan aquaplaning, sehingga kemampuan ban dalam mencengkeram aspal, terutama wet grip menjadi faktor penentu keselamatan.

“Pada perjalanan jarak jauh, terutama saat kendaraan membawa muatan lebih dan digunakan lebih lama dari biasanya, kondisi ban menjadi semakin krusial. Wet grip yang optimal membantu pengendara menjaga kendali kendaraan di jalan basah, terlepas dari teknologi kendaraan yang digunakan,” ujar Mochammad Fachrul Rozi, Product Manager Michelin Indonesia.

Tak hanya soal jenis ban, Michelin juga menekankan pentingnya persiapan sebelum berangkat. Pengendara disarankan memeriksa tingkat keausan ban, tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan, hingga memastikan ban cadangan dalam kondisi layak pakai. Pemeriksaan kendaraan secara menyeluruh, mulai dari oli mesin, rem, cairan pendingin, wiper, hingga seluruh sistem pencahayaan juga wajib dilakukan.

Tekanan angin ban menjadi salah satu poin krusial. Tekanan yang terlalu rendah membuat ban cepat panas dan meningkatkan risiko pecah ban, sementara tekanan berlebih dapat menurunkan kenyamanan dan daya cengkeram. Michelin menyarankan pengecekan tekanan angin dilakukan saat ban masih dingin dan mengikuti rekomendasi pabrikan kendaraan, yang biasanya tertera di pilar B sisi pengemudi atau tutup tangki bahan bakar.

Untuk mengantisipasi situasi darurat, kendaraan sebaiknya dilengkapi segitiga pengaman, rompi reflektor, dongkrak, kunci roda, hingga alat pemadam api. Perlengkapan tambahan seperti kotak P3K dan senter juga disarankan. Selain itu, pengemudi perlu mempersiapkan rute perjalanan, memantau kondisi lalu lintas dan cuaca, serta menata barang bawaan agar tidak mengganggu visibilitas dan keselamatan penumpang.

Michelin menegaskan bahwa keselamatan road trip tidak hanya soal kendaraan, tetapi juga faktor manusia. Pengemudi harus dalam kondisi fisik prima, menghindari alkohol, dan beristirahat secara berkala. Seluruh penumpang wajib menggunakan sabuk pengaman, termasuk penggunaan kursi anak sesuai standar.

Bagi Michelin Indonesia, liburan akhir tahun bukan hanya tentang sampai di tujuan, tetapi memastikan seluruh penumpang bisa pulang dengan aman dan nyaman bersama orang-orang terdekat.