Entah mengapa bersepeda mendadak menjadi sebuah tren di tengah tahun 2020 ini. Penjualan sepeda membludak dan para pengendara sepeda dapat kita temui dimana-mana.

Tentunya, banyak dari mereka yang melakukannya untuk berolahraga sembari berekreasi. Tak jarang mereka membawa sepedanya ke satu tempat dengan mobil, bersepeda di tempat itu bersama-sama, lalu pulang dengan membawa sepedanya dalam mobil.

Tapi tentu saja, sepeda memiliki beragam ukuran, tetapi umumnya ukurannya tetap cukup besar sehingga agak sulit dimasukkan dalam mobil. Bahkan bisa-bisa terjadi kerusakan bila salah memasukkan.

Namun tak usah khawatir, ternyata brand ambassador dari Mitsubishi Motors Indonesia dan pembalap reli, Rifat Sungkar, juga suka bersepeda dan ingin berbagi tips untuk membawa sepeda dengan mobil.

Pertama, Rifat menuturkan bahwa menggunakan bahwa sepeda bisa saja ditaruh di atas mobil, di belakang mobil, di bagasi dan yang menjadi pilihannya, di dalam kabin.

Karena ia lebih suka menaruh sepedanya di dalam kabin. Maka mobil MPV atau SUV merupakan pilihan yang tepat untuk membawa sepeda baginya. Xpander atau Pajero Sport merupakan pilihan optimal baginya karena sepeda jenis road bike bisa masuk tanpa melepas ban.

Tentunya untuk road bike, harus melipat jok baris kedua terlebih dahulu. Bahkan karena ruang kabin yang tersedia di Xpander dan Pajero Sport, road bike bisa ditaruh secara berdiri, namun memang perlu ada penyesuaian ketinggian jok sepeda di Pajero Sport karena atapnya yang lebih rendah.

Tetapi bila mempunyai sepeda lipat yang kompak, maka tidak perlu melipat baris kedua karena nyatanya ruang bagasi dari Xpander atau Pajero Sport sudah cukup untuk sepeda lipat.

Untuk memasukkan sepeda, Rifat menyarankan agar memasukkan terlebih dahulu roda belakangnya, setelah itu, jika posisi sepeda ditidurkan, pastikan bagian cranknya di atas dan tidak tertimpa oleh frame dari sepeda itu sendiri.

Kemudian Rifat juga menjelaskan bahwa membawa sepeda di luar mobil dengan rak khusus juga bisa saja. Hanya saja pengemudi harus memperhatikan kondisi jalan seperti portal dan ranting pohon ketika menaruh sepeda di atas atap.

Selain itu, jika sepeda diletakkan di belakang, pengemudi harus ingat akan panjang sepeda yang melebihi lebar mobil sehingga ada baiknya melepas ban dari sepeda agar tidak terlalu melebihi lebar mobil.

Tentunya karena bersepeda juga menjadi hal yang marak, pengendara mobil pun jadi sering berbagi jalan dengan pesepeda. Untuk itu, Rifat juga memberikan sedikit tips seperti mencontoh kampanye “A Meter Matters” dari Australia.

Artinya, bagi kendaraan bermesin dan tidak bermesin, harus menjaga jarak selebar 1 meter, bukan jarak depan belakang, melainkan jarak kiri kanan. “Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi ketika misalkan mobil tiba-tiba berhenti atau pintu mobil mendadak dibuka,” jelas Rifat.

Namun, mengingat kondisi jalanan Indonesia yang seringkali sempit, maka hal itu tampaknya sulit diterapkan. Untuk itu, pesepeda harus sadar untuk tidak bergerombol dan memakan ruas jalan, dan para pengemudi mobil atau motor selalu menjaga kecepatan ketika bertemu pesepeda.

“Kalau di Indonesia harus hati-hati, karena antara infrastruktur dan jumlah pesepeda itu tidak seimbang. Kita tidak bisa juga membatasi jumlah satu sama lainnya. Jadi harus ada saling pengertian sesama pengguna jalan,” pungkas Rifat.