Bagi DeepeEnd, mobil ini mobil yang sangat cocok dipakai di Jakarta. Tidak menyusahkann. Mid engined Cayman keluar dengan menyertakan semua pilihan kinerja khas Porsche, seperti PDCC (Porsche Dynamic Chassis Control), PTV (Porsche Torque Vectoring), PASM (Porsche Active Suspension Management) dan PDK (Porsche Doppelkupplungsgetriebe, sistem tujuh kecepatan dual-gearbox kopling). Tapi yang jelas, Cayman generasi kedua ini memiliki kemudi yang dibantu secara elektronik dan berbagai pilihan termasuk cruise control adaptif (yang menjaga jarak dari kendaraan di depan), sistem suara Bose (atau Burmester), dan sistem masuk tanpa kunci buatan pabriknya sendiri.
Kompetitornya juga serem-serem. BMW Z4, Jaguar F-Type, Mercy SLK, Aston Martin V8 Vantage atau Chevrolet Corvette. Sila bandingkan, sukaan yang mana. Sesuaikan dengan selera dan kantong. Jika memilih Cayman, masih ada 2 opsi lagi yaitu versi 2.7 liter H-6 (275 HP, 213 lb-ft) atau 3.4 liter H-6 (325 HP, 272 lb-f). Sementara pilihan transmisinya adalah 6-percepatan manual atau 7-speed dual-clutch otomatis, semuanya dengan RWD (rear wheel drive) tentunya.
Kabinnya pun asyik. Jok sih sedap betul, kayak dipeluk. Klaster instrumen 3-dial tradisional dengan RPM engine di pusat dial besar dan speedo digital dalam, speedometer analog ke kiri dan layar digital multifungsi di sebelah kanan. Konsol tengah memiliki tombol pengaturan sport pada gearbox dan peredam aktif opsional, knalpot sport dan kontrol traksi. Intinya, Cayman nyaman dan berkelas, serta tidak ada banyak ruang penyimpanan. Bagian depan dan belakang memiliki kapasitas gabungan 15 kaki kubik.
Sudah cukup?
Mana ada DeepEnder yang berhenti di kondisi standar. Hajar terus sampai istri muji. Yang ini, milik Edwin Adjisatriyo, malah semakin berbeda. Sebagai yang mengerti benar tentang aerodesign, ia memilih TechArt menjadi basis aero kitnya. Tuner ini mengeluarkan spoiler depan dengan splitter yang terintegrasi. Kesannya lebih agresif, tetapi juga memberikan downforce ekstra dan pendinginan pada mesin.
“Perbedaan antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang hebat adalah perhatian terhadap detail.”
Oleh Edwin, owner Autospot, ditambahkanlah custom lips spoiler, redesign diffuser dan splitternya. Di buritan, malah wing TechArt sudah terlapis karbon fiber dengan tambahan spoiler di tepi atasnya. Karena Edwin ahlinya karbon, maka yang terlihat adalah tentang karbon yang rapi, tak terputus sambungannya dan simetris. Kalau kata Charles R. Swindoll, “Perbedaan antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang hebat adalah perhatian terhadap detail.”
Terkait karbonnya, digunakan material karbon 3×3 dengan black twirl. Karbonnya selapis saja, “Tapi bagian bawahnya pake woven roving mat,” ungkap Edwin. Woven roving mat kompatibel dengan banyak resin, seperti poliester, vinyl ester dan resin epoksi. Karena berbentuk anyaman, sehingga makin memperteguh manfaatnya. Penguat (reinforced) berkinerja tinggi dan banyak digunakan dalam proses pembuatan karbon fiber.
Sudahkah DeepEnder mengelus dada melihat mobil ganteng ini?
BC Forged HB27
THE SECRET OF CENTER LOCK
BC Forged HB27 berdimensi 20×9 inci di depan dan 20×11,5 inci di belakang. Offsetnya depan 50 dan belakang 45 mm. Velg ini 2-piece dengan bagian tengah dan barrel ditempa dari T-6061. Sertifikasi malah dapat dobel dari JWL dan VIA. Semuanya custom made setelah diorder. Profilnya sedikit concave, walaupun sebenarnya tergantung dari ukuran diameter x lebar velg yang diinginkan.
Tapi DeepEnder pasti tahu persis apa yang menjadi pemikat? Tentunya di bagian tengah velg. Tidak ada 5 lubang baut lagi. Why centerlock? “Supaya lebih kelihatan agresif, kayak GT3. GT4 aja enggak centerlock. Nah ini beda,” ucap Edwin. DeepEnder bisa memesan konversi roda ke sistem center lock. Sistem ini termasuk 4 buah adaptor, lock ring juga 4 buah, special torque adapter tunggal dan baut/murnya sebanyak 20 buah. Ini hardware, tapi yang kerap luput adalah pemakaian kit konversi center lock ini akan mendorong roda keluar hingga 7 mm. Otomatis, offsetnya akan terpengaruh. Satu lagi…, pake kunci torsi 6000 NM.
Nitto Invo
3D MULTIWAVE SIPE
Ban Nitto Invo jarang ditemukan di sini. Tapi sangat membuat Edwin puas. “Enggak berisik, lengket banget dan durable hajar lubang,” cetus Edwin. Dimensi bannya adalah 245/35ZR20 dan 275/30ZR20. Invo mempunyai 3D Multiwave Sipe sebagai inovasinya. Sipe adalah alur atau saluran di tapak ban untuk meningkatkan cengkeramannya. Detailnya adalah celah tipis di blok-block yang memotong air dari permukaan jalan untuk mendapatkan traksi. 3D Multiwave Nitto memiliki desain ripple interlocking, yang memungkinkan sipe untuk “mengunci” bersama-sama saat mengerem untuk bertindak seperti blok tapak yang terus menerus dan memberikan traksi saat berakselerasi.
Bagi Cayman ini, kontrol terhadap jalanan menjadi semakin fokus. Oleh sebab tapaknya Invo diperkuat senyawa silika lentur untuk meningkatkan akselerasi, handling dan pengereman. Sementara bahu luarnya terbuat dari tapak bertulang yang diperkuat, yang meningkatkan area kontak di jalan. Berguna buat kondisi kering dan menikung.
Workshop:
Aero kit & karbon fiber: Autospot @autospot88
Velg, ban & per: D2 Concept @d2concept
Data Mods:
Body kit TechArt, wing TechArt, karbon fiber Carbontech, knalpot Akrapovic, velg BC Forged HB27 20x(9+11,5) inci, ban Nitto Invo 245/35ZR20 & 275/30ZR20, per Eibach
Fotografer: Arthamiya Hidayana