DeepEnd mengenal nama Zico sudah lama. Zico Novian, Zico Mercy, Benz Zico atau Pak Ko adalah sejumlah nama panggilannya. Legendaris sebagai pelaku modifikasi dan hobi touring Mercedes-Benz. Tapi mengenal secara langsung baru pada 2018. Entah kenapa serta merta bisa langsung klik. Bahkan DeepEnd banyak dibantu ketika berdiskusi soal tips dan trik, komunitas dan bahkan ideologi serta filosofi modifikasi mobil.

Audi ini bukan mobil pertama yang dipercayakan pada DeepEnd untuk diliput. Dan melihat stylenya, ini ya Zico sekali.

Mari kita bedah dari unitnya dulu.
Audi Allroad Quattro C5 2002. Mobil ini rare, cuma ada 16 unit di Indonesia. Andai kemampuan penjualan dan sebaliknya kemampuan beli masyarakat kita tinggi, mungkin kini tak sulit menjumpai mobil wagon sejenis. Mesinnya dari lahir sudah 250 HP dan 300 N.m, dihasilkan dari kapasitas 2.700 cc V6 twin turbo quattro (AWD).

Kesulitannya sudah jelas di depan mata. Parts harus impor, sebab Audi di Indonesia masuk secara CBU, tidak ada yang dirakit di sini. Dan secara populasi, Indonesia jarang juga masukin wagon.

Sebagai flashback, Audi Allroad Quattro dimulai pada tahun 1999 sebagai versi semi-offroad dari Audi A6 Avant (station wagon). Namun pad 2009, Audi juga menawarkan Audi A4 Allroad Quattro berdasarkan Audi A4 Avant. Audi kemudian menamai ulang generasi berikutnya dari Allroad yang lebih besar, seperti yang dirilis pada tahun 2006 dan 2012, sebagai “Audi A6 Allroad Quattro”.

Perbedaan utama antara Allroad dan model dasar adalah lintasan yang lebih lebar (diakomodasi oleh ekstensi lengkungan roda plastik), suspensi udara yang dapat disesuaikan dan ground clearance yang lebih tinggi. Mobil ini sebenarnya Allroad semi SUV, karena di Eropa SUV kurang diminati, solusinya dibuatlah wagon menjadi SUV.

Tetapi sejumlah karakteristik ini adalah modal dasar buat Zico.
Konsep modifikasinya “Wagon Stance” yang bisa jalan super pendek.
Kuncian Zico terletak pada kaki-kaki.

Velg dipercayakan pada MAE OZ double step lips dengan ukuran 19×9.5 inci all around. “Sengaja memilih velg rata dikarenakan sistem all wheel drive yang mengharuskan lebar rata,” ucap pemilik bengkel Alternative Automotive ini. Sedangkan pasangan velgnya, ban Accelera Phi 235/35ZR19. “Accelera enak, empuk, nyarinya gampang,” ungkap Zico kelahiran 15 November.

Di area under carriage, adjustable arm, camber, caster, semua lengkap disentuh baik di depan dan belakang. Bahkan bushing memakai Super Pro semua.

Setelah yakin dengan roda dan wilayah kolong, Zico memasang Border untuk suspensi coilover bagsnya. Reasonnya mengimbangi bobot mobil yang berat dengan perilaku ngegas kencang Zico. Balon di depan dibikin triple bellow dan double bellow di belakang.

Manajemen suspensi udaranya menggunakan AccuAir E-level dipilih. Dari semua merek, “AccuAir memiliki respon cepat dan akurat.” Bahkan dari preset ride ke preset low sambil jalan tetap masih stabil.


Workshop:
Alternative Automotive @benzzico