Marc Márquez benar-benar on fire musim ini! Pembalap Ducati Lenovo Team itu sukses mencatat sejarah baru dengan meraih lima kemenangan Grand Prix secara berturut-turut, usai tampil gemilang di GP Ceko, Brno, Minggu (20/7) kemarin.

Márquez menjadi rider pertama dari Ducati yang mampu menyapu lima seri balapan utama berturut-turut. Dengan menunggangi Desmosedici GP, ia tampil tenang, sabar, dan penuh strategi. Setelah sempat turun ke posisi ketiga, ia akhirnya menyalip Marco Bezzecchi di lap ke-8 dan langsung menjauh hingga menyentuh garis finis sendirian.

Sementara itu, rekan setimnya, Francesco Bagnaia alias Pecco, sempat tampil menjanjikan di awal balapan. Namun, usai kehilangan grip ban depan dan kesulitan dalam pengereman, ia harus puas finis di posisi keempat, hanya terpaut setengah detik dari podium.

“Saya merasa sangat baik di atas motor, sama seperti saat Sprint kemarin. Saya melihat di lap-lap awal, Marco (Bezzecchi) menarik gas sangat dalam dan mengambil risiko, jadi saya memutuskan untuk menunggu karena balapan ini sangat panjang. Begitu saya merasakan penurunan tarikan gas pertama, saya menyalipnya dan membuat jarak, lalu mengendalikan balapan. Sejujurnya, keselarasan dengan motornya luar biasa – bahkan lebih baik dari yang saya rasakan di Sachsenring. Saya berkendara dengan mulus dan masih punya sedikit ruang untuk melaju lebih cepat. Saya sangat senang, saya menikmati bagian pertama musim ini: tim dan para teknisi benar-benar bekerja sangat baik,” ujar pembalap bernomor 93 ini.

Dengan kemenangan di Brno ini, Márquez kini kokoh di puncak klasemen sementara MotoGP 2025 dengan koleksi 381 poin. Jaraknya sangat jauh: 120 poin dari adiknya sendiri, Alex Márquez. Bagnaia ada di posisi ketiga, tertinggal 168 poin dari sang pemimpin klasemen.

Sementara itu, meski tak naik podium, Pecco mengaku cukup puas bisa memperbaiki ritme balap di paruh kedua lomba. Ia mengaku sempat bereksperimen dengan pengaturan kontrol traksi setelah sesi FP2 yang basah, namun tetap merasa kurang nyaman dengan bagian depan motor.

“Seiring berjalannya balapan, saya berhasil mengelola traksi belakang dengan lebih baik dan merasa lebih nyaman begitu saya menurunkan level kontrol traksi. Karena FP2 berjalan tidak dalam kondisi kering, saya tidak dapat melakukan pemetaan dengan baik, jadi dengan kontrol traksi yang lebih sedikit, area ini memang membaik. Namun, bagian depan motor tidak memungkinkan saya untuk mengerem dengan keras. Saya selalu menjadi pembalap yang sulit dilewati saat pengereman, sementara situasinya justru sebaliknya sekarang. Kami sedang melakukan perbaikan di berbagai area untuk meningkatkan performa. Tentunya, pendekatan untuk menjalani musim ini telah berubah setelah sekian balapan karena sulit untuk berpikir melawan Marc dalam kondisi seperti ini – kami harus realistis. Kami perlu memulai ulang dan melakukan yang terbaik yang kami bisa, dengan menjadikan Alex (Márquez) sebagai titik referensi kami,” ujar Pecco.

Ducati Tetap Dominasi Klasemen Tim dan Pabrikan

Berkat performa solid Márquez dan Bagnaia, Ducati Lenovo Team masih bertahan di puncak klasemen tim dengan 594 poin. Tak hanya itu, Ducati juga kokoh di posisi pertama klasemen konstruktor dengan 430 poin.

General Manager Ducati Corse, Luigi Dall’Igna, menegaskan kalau performa Marc sejauh ini luar biasa.

“Marc memberikan performa luar biasa lainnya – terlihat mudah, padahal sama sekali tidak. Pekerjaan yang dilakukan di paruh pertama musim ini sangat sempurna – hasilnya jelas dan dia menunjukkan tipe juara seperti apa dirinya. Namun, kita masih di tengah jalan, jadi kita perlu tetap fokus. Pecco menunjukkan beberapa peningkatan dalam balapan, dan senang melihatnya kompetitif di paruh kedua balapan. Kami sadar dia masih belum sepenuhnya nyaman, tetapi kami membuat langkah maju; dia melakukan segalanya, dan itu terlihat. Hasilnya akan datang, saya yakin akan hal itu,” tutur ‘Gigi’ Dall’Igna.

Setelah GP Ceko ini, seluruh tim MotoGP akan menikmati jeda musim panas sebelum kembali balapan di Austria, 15–17 Agustus mendatang untuk Grand Prix ke-13 di Spielberg.