GIIAS 2025 jadi saksi munculnya bintang baru di segmen mobil listrik murah: BYD Atto 1. Harganya? Mulai dari Rp 195 juta on the road (OTR) Jakarta. Serius! Ini jadi salah satu EV paling terjangkau di Indonesia saat ini. Banderolnya bahkan bikin mobil LCGC mulai kelihatan “mahal”.
Kok Bisa Semurah Itu?
Menurut Eagle Zhao, Presdir PT BYD Motor Indonesia, ini bukan ‘sulap’. BYD pakai strategi vertical integration alias bikin hampir semua komponen utama EV sendiri, mulai dari baterai, motor listrik, sampai chip semikonduktor. Cuma ban dan kaca yang beli dari pemasok luar. Efeknya? Harga bisa ditekan, kualitas tetap mantap.
Tanggapan ‘Raja LCGC’
Dengan harga segitu, banyak yang bertanya-tanya: “Apakah LCGC seperti Toyota Agya dan Daihatsu Sigra bakal tergeser?”
Tapi Toyota santai saja. Menurut Jap Ernando Demily, Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), masing-masing produk punya segmen sendiri. “Agya punya loyalis, dan segmen LCGC masih tetap kuat”.
Jadi, bukannya takut, Toyota malah happy ada saingan baru yang bikin pasar makin bergeliat.
Hal senada juga diutarakan oleh pihak Daihatsu. Tri Mulyono, Marketing & Customer Relation Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) mengatakan, kehadiran mobil listrik harga di bawah Rp 200 juta belum tentu langsung menggoyang pasar LCGC.
FYI, mobil LCGC Daihatsu menjadi nomor 1 dengan market share sekitar 41%, bahkan Sigra menjadi pilihan utama masyarakat dan mendominasi segmen LCGC MPV dalam 5 tahun terakhir. Astra Daihatsu Sigra terus mendapat sambutan baik dari masyarakat di Indonesia dan telah terjual sekitar 425 ribu unit sejak 2016.
Selain itu, segmen LCGC berkontribusi besar bagi industri otomotif nasional yang menyumbang rata-rata sekitar 20% market share penjualan otomotif dalam 10 tahun terakhir.
BYD Atto 1 bisa saja jadi game-changer. Harganya nempel LCGC, teknologi dan fiturnya lebih unggul. Tapi bukan berarti LCGC bakal punah dalam sekejap. Satu hal pasti: perang mobil murah bakal makin seru!