Angka-angka memang bisa bicara banyak, tapi di balik deretan statistik Marc Marquez musim 2025 ini, ada kisah epik soal keteguhan, comeback dramatis, sampai sejarah baru yang ditorehkan di lintasan MotoGP.
Setelah 2.184 hari sejak terakhir kali angkat trofi juara dunia di tahun 2019, akhirnya #93 kembali merebut mahkota MotoGP musim ini. Ia mengunci gelar ketujuhnya lebih cepat di GP Jepang, tepatnya ronde ke-17 dari total 22 seri. Catatan itu membuatnya jadi pembalap ketiga tercepat mengamankan titel juara dunia di era modern.
Yang bikin makin spesial, Marquez melakukan ini setelah perjalanan panjang penuh luka. Bayangkan saja, sejak 2019 dia sudah naik meja operasi lima kali untuk memperbaiki lengan dan bahu kanan. Dalam periode itu, ia harus rela melewatkan 30 balapan, bahkan mengalami kecelakaan hingga 108 kali!
Comeback-nya juga tidak sebentar. Butuh 581 hari sejak kemenangan terakhir di 2019 sampai bisa naik podium pertama lagi di Sachsenring 2021. Lalu, masih harus menunggu 1.043 hari berikutnya buat kembali menang di Aragon 2024. Semua itu dilewati dengan dua cedera serius, operasi berulang, plus pindah tim dan pabrikan.
Kini, Marc tercatat sebagai pembalap dengan waktu tunggu terpanjang untuk kembali jadi juara dunia MotoGP: enam tahun. Rekor sebelumnya dipegang Casey Stoner dengan jeda empat tahun.
Bukan cuma itu. Gelar tahun ini menempatkan Marc Marquez sejajar dengan idolanya sekaligus rival legendaris, Valentino Rossi, dengan tujuh titel MotoGP. Cuma ada satu nama di atasnya: Giacomo Agostini dengan delapan titel.

foto: motogp.com
Sejarah Baru Bersama Ducati
Statistik Marc musim ini juga gila-gilaan. Dengan total 541 poin (dan masih ada lima seri tersisa), ia sudah bikin rekor poin tertinggi sejak era Sprint diperkenalkan pada 2023.
Marquez juga jadi pembalap keenam dalam sejarah yang bisa juara dunia bersama dua pabrikan berbeda (Honda dan Ducati). Bahkan di Ducati, ia mencetak debut impian: langsung juara dunia di musim pertamanya bersama tim pabrikan. Prestasi ini bikin namanya sejajar dengan Casey Stoner, Francesco Bagnaia, dan Jorge Martin yang juga pernah meraih titel bersama Ducati.
Rekor demi rekor pun lahir: tujuh kemenangan beruntun bersama Ducati (dari Aragon ke Hungaria), tujuh kemenangan ganda Sprint + GP berturut-turut, hingga menyamai catatan Andrea Dovizioso dengan 14 kemenangan bersama Ducati.
Saat ini, ia sudah mengoleksi 73 kemenangan sepanjang karier, menjadikannya pembalap MotoGP tersukses kedua sepanjang sejarah, hanya kalah dari Valentino Rossi (89 kemenangan).
Comeback ini jelas bukan sekadar tentang angka. Lebih dari itu, Marc Marquez menunjukkan kalau mental baja, kesabaran, dan keberanian bisa bikin seseorang menulis ulang takdirnya sendiri. Dan di 2025, cerita itu tercatat manis di atas aspal MotoGP.