Salah satu faktor utama yang mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia adalah semakin beragamnya pilihan produk. BYD dan DENZA menjadi contoh nyata bagaimana strategi lintas segmen mampu memperluas basis konsumen EV, dari pengguna pemula hingga pasar premium.

Di segmen entry dan low hatchback, BYD Atto 1 muncul sebagai kejutan besar. Dalam waktu dua bulan, model ini mencatatkan penjualan lebih dari 17.700 unit. Desain kompak, kemudahan pengoperasian, serta efisiensi energi menjadikannya pintu masuk ideal bagi konsumen yang baru beralih ke kendaraan listrik, khususnya untuk kebutuhan mobilitas harian di perkotaan.

Sementara itu, di segmen MPV yang sangat krusial bagi pasar Indonesia, BYD M6 tampil sebagai tulang punggung penjualan. Sepanjang Januari hingga November 2025, distribusinya mencapai 9.900 unit, menjadikannya mobil listrik terlaris kedua secara nasional. Kombinasi kabin lega, karakter berkendara nyaman, serta biaya operasional yang efisien membuat M6 cepat diterima sebagai MPV keluarga berbasis listrik.

Di kelas SUV, BYD Sealion 7 mencatat penjualan lebih dari 7.900 unit sejak Februari 2025. Model ini memperkuat citra BYD sebagai produsen EV berperforma tinggi dengan desain sporty-elegan yang sesuai dengan selera konsumen Indonesia. Jangkauan optimal dan karakter berkendara yang responsif menjadi nilai jual utama di segmen ini.

Untuk sedan, BYD Seal mengambil peran sebagai model halo. Dengan desain aerodinamis, teknologi baterai mutakhir, dan handling presisi, Seal memosisikan diri sebagai sedan listrik berkarakter yang menekankan keseimbangan antara performa dan efisiensi.

Di sisi premium, DENZA D9 menjadi bukti bahwa EV juga mulai diterima di segmen high MPV. Dengan penjualan lebih dari 7.000 unit, D9 menawarkan pengalaman berkendara mewah melalui kabin senyap, ruang lega, serta fitur keselamatan dan intelligent cockpit yang canggih. Kehadirannya memperlihatkan bahwa kendaraan listrik tidak lagi dipersepsikan sebagai kompromi, bahkan mampu bersaing langsung dengan MPV konvensional premium.

Sinergi BYD dan DENZA menunjukkan bahwa perluasan pasar EV tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kemampuan membaca kebutuhan konsumen di setiap segmen.