Sejak diperkenalkan pada GIIAS 2019, Mitsubishi Outlander PHEV menjadi daya tarik sendiri karena merupakan sebuah SUV Plug in Hybrid resmi pertama di Indonesia.

Tetapi, masih banyak orang yang bingung cara mengoperasikan kendaraan Plug in Hybrid atau PHEV. Padahal, kenyataannya tidak berbeda jauh, hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Salah satunya adalah ketika menyalakan mesin, caranya sama seperti mobil tanpa keyless entry lainnya. Namun, ketika start, alih-alih mendengar derungan mesin, kita akan mendapat indikator “ready” di cluster.

Bicara tentang cluster, putaran mesin (rpm) pada mobil ini diganti dengan display PHEV power. Membacanya sederhana, terdapat 3 bagian. Yang pertama adalah charge, yaitu mobil melakukan regenerative charging ketika deselerasi.

Berikutnya ada Eco ketika mesin bensin mati, hanya menggunakan motor listrik. Lalu terdapat Power saat mode series, parallel, charge dan save dengan mesin bensin hidup.

Lalu transmisinya. Model transmisinya mirip dengan mobil modern dimana tuasnya akan kembali ke posisi tengah. Namun, prinsip penggunaannya tetap sama.

Hal yang perlu diperhatikan adalah mobil ini tidak bisa didorong saat parkir paralel. Sistem ini mengunci axle depan secara otomatis saat mobil dimatikan.

Karena adanya regenerative braking yang kuat, pengemudi bahkan tidak perlu menginjak pedal rem untuk melakukan deselerasi ringan. Cukup melepas pedal gas saja.

Namun secara umum, penggunaan mobil ini sangat mirip dengan mobil biasa. Sehingga, waktu yang diperlukan untuk adaptasi tidak perlu lama.