Beli sepatu, ya tinggal pilih yang ada di rak toko, baik offline maupun online.
Dari zaman Pak Harto sampai Pak SBY, dominan seperti itu. Mungkin makin ke sini, tinggal klik model-ukuran-warna, lantas masuk chart dan bayar pake cc.

Sekarang makin beragam caranya.
Kalau Adidas ada fitur “Personalizable”, sedangkan Nike punya “Nike By You” yang mengajak co-creation dengan global public figure. Dengan materi basis, kita bisa memilih detail-detail yang sesuai minat dan selera.

Bagaimana dengan velg?
Velg bisa dipesan melalui layanan “made for a particular customer/user”. Kita mengenalnya dengan custom made. Tapi yang tak elok adalah custom made diapalikasi untuk meniru modelnya sama persis, plek ketiplek. Biasanya pada body kit.

Model velg itu basisnya mesh (akar), spoke (batang), fin (jari-jari) dan dish (piring).

Dari situ, trennya berkembang pesat via 3D Model, seiring perkembangan desain mobil, tren modifikasi dan tentunya inspirasi tak terduga. Velg replika itu ada 2, meniru dengan mendapat izin dan meniru tanpa izin. Plek ketiplek.

Oke, semoga paham.
Bagaimana dengan mobil ini?
Pemiliknya, Mr. LP, ingin punya velg palang 6 seperti TE37 tapi sizenya 24 inci pada diameter.

Dari sini, dinamakan inspirasi.
Lanjut ke eksekusi, dengan melihat celah.
Pertama, TE37 tak punya size 24.
Kedua, TE37 20 inci saja kelihatan bagus terpasang di LX570.
Ketiga, TE37 spiritnya racing.
Cukup analisisnya.
Lanjut ke teknik.
So…, ini benar-benar totally bespoke wheel.
Selain model, bespoke pada dimension, konstruksi, finishing and fitment.

Dimensinya sekarang sudah 24×11.5 inci. Rata depan dan belakang. Level kecelongannya 2.5 inci.
Di saat semua terpaku di 285/40, 295/35 atau 305/35 yang merupakan ukuran normal di Lexus LX, Mr. LP berani menyetujui proposal Ryan Melano untuk bermain di ukuran ban yang “abnormal”. Jadi kunci dimensinya; lebar dan tingginya mumpuni.

Sedangkan konstruksi AL13 DB037 ini 2-piece. Kode DB adalah duo block atau dua bagian yang disatukan. Istilah kerennya: 2-piece forged duo-block center with a step lip inner barrel. 40 rivets semuanya dibikin hidden.

Finishingnya brushed glossy single dark tinted. Warna ini sudah terlihat dari jauh. Bodi mobil yang hitam membuat velgnya menonjol.

Sementara soal fitment, akhirnya DeepEnd perlu mengupasnya lebih dalam.
Model velg ke bodi itu perfect. Ini yang tak disangka. Bahwa TE37 never wrong itu benar adanya. Tapi untuk 15-20 inci. Lebih dari itu? 4 inci loh naiknya. Hanya render yang akan membantu projection. Termasuk finishing, yang punya gol need something to show.

Bannya Yokohama Parada Spec X 315/35R24. Fyi, ukuran ini mau nyari kemana juga enggak ada yang punya di Tanah Air. Takes time buat order.
Pada kenyataannya, mobil ini lower 3.5 cm.
Jika dioerhatikan seksama, bonnet dibuat sedikiiit saja lebih turun dari buritan. Dipendekin tidak melalui tombol di dalam kabin. Tapi permanen pendek. Ini mengakali fitur tersebut yang jika tombol dipencet, akan turun saat berhenti tapi kalau digas bodi jadi naik lagi.

Sehingga, ini “new system” untuk still. Direpogram sistem suspensinya, plus kalibrasi.
Bespoke bisa dipahami sebagai bentuk personalisasi. Sekali lagi, sesuai minat dan selera. Personalisasi lainnya digambarkan dengan logo “Kingkong”. Mr. LP punya kendaraan SUV Jepang dengan postur paling besar, dan punya roda gigantic. Ada image, juga ada nama, pada center hub wheel.

Now you know. Lexus LX570 yang keren dipandang, nyaman dinaiki dan tak ada yang menyamai. Karena terlalu fokus melihat velgnya, boleh jadi DeepEnder lupa mobil ini memakai body kit Wald. Depan-belakang tanpa wide body. Tanpa over fender.
Impian? Yesss!


Workshop : @antelopeban