Mobil pick up seperti Suzuki Carry seringkali disiksa habis-habisan oleh pemiliknya. Salah satunya adalah dengan memberikan muatan berlebih. Hal ini seringkali dilakukan untuk menghemat biaya agar tidak perlu bolak-balik.
Mobil ini memang mampu diberikan beban lebih, tapi, ada beberapa resikonya. Beberapa resiko berbahaya tersebut adalah:
Tidak Aman Digunakan
Keselamatan dan keamanan adalah faktor utama yang harus diperhatikan saat berkendara. Muatan yang melebihi kapasitas dapat menghilangkan keseimbangan mobil, sulit saat bermanuver, hingga berisiko besar menyebabkan kecelakaan.
Performa Mesin Berkurang
Saat membawa muatan berlebih, mesin dipaksa untuk bekerja lebih keras. Jika dilakukan terus-menerus, dalam jangka panjang hal tersebut berpotensi mengurangi performa mesin dan kendaraan secara keseluruhan.
Boros Bahan Bakar
Karena mesin bekerja dengan lebih berat. Hal ini membuat bahan bakar yang dikeluarkan juga semakin besar dan akhirnya biaya bahan bakar membengkak.
Suspensi Tidak Maksimal
Suspensi menjadi tumpuan penting dalam kendaraan. Jika beban terlalu berat atau berlebihan, maka suspensi akan lebih cepat rusak. Selain itu, kinerja suspensi juga mempengaruhi kemampuan rem dalam menghentikan laju kendaraan.
Ban Semakin Tipis
Memaksakan muatan secara berlebihan juga berisiko besar pada ban, karena membuat bagian ban yang bersinggungan langsung dengan permukaan jalan bekerja lebih berat dan aus. Selain itu, hal ini juga memperbesar risiko pecah ban seiring adanya peningkatan suhu pada ban karena kelebihan muatan.
Selain tidak memuat mobil secara berlebihan, ada baiknya selalu menjaga kondisi mobil dan mengecek kelayakannya, salah satunya adalah lewat uji KIR.
“Kehadiran New Carry Pick Up kami harapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen komersial Indonesia. Untuk itu, agar fungsinya lebih optimal dan semakin menguntungkan pelaku usaha, penggunaannya pun harus diperhatikan agar sesuai rekomendasi pabrikan. Kami akan terus berupaya menghadirkan produk-produk berkualitas untuk mendukung para pelaku usaha dan perekonomian Indonesia,” tutup Hariadi.