Di area otomotif, khususnya kendaraan roda 4, terdapat behavior yang unik dalam mengoleksi dan memodifikasi mobil. The more you spend at one position, the more you can dive into those details. Salah satunya Josint a.k.a vk_jos. Ia punya Viano tahun 1998 dengan low km 36 ribu dan lantainya masih plastikan bawaan pabrik.

Viano dimaksudkan sebagai people mover, hanya di sini tetap melekat status mewah. Bodi depan kabin terletak pada wheelbase panjang 3.200 mm dan panjangnya hampir 5 m. Mempunyai dua pintu geser sisi manual dan sebuah pintu belakang besar yang membuka 90 derajat penuh pada strut gas. Drive train kemudi roda belakang depan bertempat di dalam struktur bodi monokok.

Desain depan kabin memaksimalkan ruang penumpang sehingga terasa seperti berlimpah cukup ruang untuk betis dan lutut. Ada tujuh kursi. Semua kursi belakang flip dan lipat, bergerak di sepanjang trek dan bahkan bisa dilepas. Sandaran kepala yang dapat disesuaikan tinggi dan sabuk selempang untuk semua penumpang, kontrol iklim dengan kontrol depan dan belakang, cruise control, lampu kabut, kemudi multi fungsi, kaca berwarna dan jendela yang naik dan turun di depan dan masuk-keluar di bagian belakang.

Belum lagi ada parktronic, atau dikenal sebagai radar parkir. Dengan hidungnya yang curam, buritan yang panjang dan lebar lebih dari 1,9 meter, manuver Viano di area tempat parkir yang sempit bisa menjadi latihan menegangkan. Parktronic adalah dewa penolong.

Itu sebagian daftar panjang. Oleh karena itulah Josint membeli Viano ini. Mercy Viano identik dengan executive lounge-nya. Kursi belakang yang bisa diputar 180 derajat dan adanya meja lipat. “Hanya saya berpikiran lain. Mobil ini harus ada di setiap kegiatan komunitas saya, Vankulture. Tampil dalam sebuah event atau sekadar meet up. Tujuannya sudah pasti, bisa untuk tempat nongkrong bareng di dalam mobil sambil minum kopi, tanpa cari kafe. Sesederhana itu tujuan saya bangun Viano ini,” ujar warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Viano ini tipe tertinggi, Ambiente. Tapi kalau masih factory look pun nampaknya juga kurang cihuy untuk wefie pas nongkrong. Apalagi kalau sudah konvoi, mosok standaran. Velg pakai 20 inci, celup oleh Airgen yang include management system dengan handphone controller, bodi diperganteng oleh body kit ala Wald, dan cat bodi ungu metalik yang bikin saru, kadang muncul, kadang sembunyi warnanya.

 

Kelebihan modifikasinya adalah mobil tetap nyaman, tidak ada fungsi yang berkurang, bahkan saat dikendarai mobil tidak seperti memakai airsus. Ruang yang cukup luas di kabin memberi keleluasaan mengatur dan mendesain interior. Bodi yang bongsor mempertahankan komposisi dan proporsionalitas dengan memakai velg ring 20.

“Next project pengen banget bisa bangun Mercy Sprinter yang lebih gede, jadi enggak cuma buat tempat nongkrong temen-temen, tapi bisa disewain juga jadi kamar kost,” ucap Josint setengah bercanda. Konsep modifikasinya tetap sama yaitu eleganis dan mempertahankan form and function karena mobil ini adalah mobil keluarga yang harus dijaga fitrahnya

 


Workshop:

Body & under carriage: Akasia Motor @akasia_motor

Mesin & kelistrikan: Banzai Workshop @bonnybanzai

Car detailing: Cling Car Cleaning Service @clingcleaningservice


Data Mods:

OEM sunroof Mercy W639, cat dark purple Spies Hecker, custom body kit Wald, custom duck tail, custom fender flare, wiper head lamp Mercy W140, OEM foglamp Mercy, air sus Airgen 4 ch, front & rear adjustable camberkit, velg Weds Maverick 20x(9+10) inci, ban Accelera Phi 225/35ZR20 & 245/30ZR20, tail pipe AMG, head unit Pioneer seri-9, subwoofer 12 inci

 

Vankulture Indonesia

VANDDICTED

Josint merupakan founder Vankulture (VK) Indonesia. Awalnya ia yang meminta izin Paul Cotaco (founder VK US) di tahun 2016. Selanjutnya, Josint bertemu Indra Yogashara, yang kemudian secara bersama mendirikan VK Indonesia, 30 Januari 2016 di Taman Mini Indonesia Indah. Dihadiri sekitar 200 mobil, acara ini merupakan debut VK Indonesia yang diakui secara internasional, oleh VK Official di California.

Saat ini VK sudah didaftarkan di HAKI karena banyaknya pembajakan yang terjadi di Tanah Air. Selain demi menjaga nama baik Indonesia di mata internasional, juga untuk memajukan komunitas otomotif di Indonesia secara lebih tepat. Selain di Indonesia, VK memiliki cabang di Kanada, Jepang, Filipina, menyusul Malaysia, Singapura dan Kolombia namun belum diapprove oleh USA. DeepEnder bisa melihat kegiatan, foto dan video VK di www.vankulture.com.

VK sendiri berbasis komunitas mobil keluarga dengan spesifikasi khusus, yaitu mobil 7 seaters atau lebih, yang telah dimodifikasi namun tetap mempertahankan form dan function. Karena komunitas mobil keluarga, biasanya tema saat ngumpul juga diarahkan ke tema keluarga. Saat ini di seluruh Indonesia ada sekitar 80 member, dengan kehati-hatian merekrut untuk mempertahankan standar internasional.

Komunitas pecinta modifikasi mobil minivan/family car (di Indonesia biasa disebut Multi Purpose Vehicle/MPV) ini pertama kali lahir di California (AS) oleh Paul Cotaco pada tahun 2013. Basis utama komunitas ini adalah mobil keluarga, jadi seluruh tema kegiatan dan modifikasinya diarahkan dengan tema keluarga, misal dengan slogan “pick up the children from school in style” atau “go to shopping in style”.

Untuk official VK Indonesia saat ini baru ada sekitar 20 orang yang bergabung karena komunitas ini memiliki kategori tertentu sesuai arahan dari VK Official di AS. Tidak ada cabang, karena dimanapun anggota berada, diwajibkan memakai nama VK Indonesia.

Tidak ada persyaratan khusus untuk bergabung VK Indonesia. Mempunyai mobil keluarga yang dimodifikasi secara proper dan tidak merusak fungsi utama sebagai mobil keluarga. Di Indonesia, mobil keluarga seperti Toyota Kijang, Toyota Estima, Honda Odyssey, Toyota Alphard/Vellfire, Daihatsu Gran Max, Nissan Grand Livina, Nissan Elgrand, Suzuki Carry maupun Mitsubishi Colt bisa diterima di VK Indonesia. Saat ini sudah banyak minivan yang dimuat media di Jepang dan Amerika. Sehingga potensi ke depannya bisa terus membawa nama baik Indonesia di kalangan komunitas internasional.