Jaguar tak laku di Tanah Air. Dari dulu hingga sekarang. Publik takut konsistensi aftersales service, ringkih kekuatannya, harga spare parts mahal dan stigma yang muncu adalah boros. Padahal popularitas XK8, sebagai salah satu contoh kesuksesan Jaguar, telah meningkatkan penjualan Jaguar di seluruh dunia hingga lebih dari 20 persen. Saat itu, menjadi 22.000 per tahun.

Untuk mobil premium, angka segitu cukup banyak. Siapa yang tak tertarik, sedan Top Gun Jag itu bermesin DOHC 4,0-liter 8 silinder dengan transmisi 5-speed electronically controlled automatic OD, sanggup menghasilkan 290 horse power pada 6.100 Rpm yang bisa mencapai top speed 156 mph alias 250 kilometer per jam.

Mesinnya enak, bagai kapal ferry cepat. Walaupun bisa melesat, XK8 dikenal senyap kabinnya. Noise dari angin, knalpot dan benda-benda kusut jalanan, dihalau dengan kedap. Hampir-hampir hening.

XK8 dengan mulut menganga, seperti setan laut yang siap menerkam mangsa di hadapannya.

Tapi sebenarnya, above all, yang pertama kali mengesankan adalah stylingnya. XK8 dengan mulut menganga, seperti setan laut yang siap menerkam mangsa di hadapannya. Air dam itu hampir-hampir mirip dengan E-type. Ini lebih modern, memiliki sifat agresif yang lebih baik, dan tentunya jauh lebih aman.

Suspensi depan adalah dengan double wishbones, dengan ujung inboard wishbone dipasang ke balok silang, yang juga bertindak sebagai anggota struktural. Suspensi belakang mirip dengan bagian depan, dengan desain lengan kendali, dengan pegas dan guncangan yang digabungkan menjadi satu unit. Ada wishbone yang lebih rendah, sedangkan poros penggerak untuk setiap roda berfungsi sebagai anggota atas suspensi.

Tantra besar di keluarga pecinta mobil. Selera terbentuk berkat sang ayah. Ia menjadi berbeda dari kebanyakan orang. “Dulu teman ayah pakai XK8,” aku Tantra bernostalgia. Otak kecil bekerja berkomunikasi lewat hati, membentuk harapan lewat bonus tahunannya. Ketika cukup, lanjut buka-tutup halaman iklan.

“Kondisinya menyedihkan. Cat terkelupas dengan kondisi sudah direpaint dari aslinya. Interior berantakan, lampu-lampu sudah rusak,” aku Tantra.

Tuhan maha penyayang. Tabah dan gigih diberikan ganjaran. Setimpal. Ndilalah, jodohnya muncul begitu saja di depan mata. Ternyata Jaguar XK8 itu milik sahabat ayahnya dulu. “Kondisinya menyedihkan. Cat terkelupas dengan kondisi sudah direpaint dari aslinya. Interior berantakan, lampu-lampu sudah rusak,” aku Tantra.

Apa boleh buat. Kondisi minimalis, maka restorasi harus maksimalis. Di detik pertemuan pertamanya, tanpa pikir panjang Jag ini digendong. Dan restorasipun dimulai. Sambilan, Tantra memesan spare parts dari UK. Seperti karet pintu dan bodi, lampu depan dan emblem.

Interior dirapikan secara maksimal termasuk juga dashboard yang statusnya masih orisinal. Status ini  juga berlanjut pada head unit dan speaker. Kondisi dan fungsi head unit kembali baik, diikuti harman/kardon yang ternyata masih tetap dalam kondisi terbaiknya.

Perlu kontrol terhadap ketelitiannya. Tapi yang bikin pusing itu sebenarnya soal memilih velg yang tepat.

Yang agak lama ada pengerjaan sektor eksterior. Cat ulang mana bisa hanya satu dua minggu. Perlu kontrol terhadap ketelitiannya. Tapi yang bikin pusing itu sebenarnya soal memilih velg yang tepat.

Musababnya, tampang dari XK8 ini agak sedikit pipih untuk ukuran sports car. Sehingga jangan cari velg yang melemahkan fakta bodi itu. Bahaya kalau jadi culun. Kawan setia Tantra, Ahmad Morteza, dari Rotors Wheelstore, akhirnya memasangkan OZ Racing Futura berdiameter 19 inci. Lebar depannya 9 inci, dan lebar belakangnya 10 inci Velg ini dibungkus ban Toyo T1 Sport 225/40ZR19 dan 255/35ZR19.

Hasilnya? Direstorasi dengan amat baik. Kini, tak kalah dengan pesaingnya Mercedes SL500 dan spesies dua pintu lainnya. Tinggal melenggang, isi BBM, putar lagu terbaik and rolling on sunday morning.


Workshop:

Rotors Wheelstore @rotorwheelstore