Bagi sebagian orang Indonesia, Suzuki Jimny Katana lebih dari cukup. Mesinnya yang kecil namun tangguh, kaki-kaki gagah dan bodi tak terlampau besar, menjadikan mobil ini sebagai favorit di Tanah Air. Dari tahun-ke-tahun, Katana kerap menghiasi jalanan kita. Di plasa dia ada. Di pinggiran kota dia hidup. Di jalanan macet ia muncul. Bahkan di hari minggu, banyak yang keluar garasi. Menghirup udara segar sambil sarapan.

Berbagai aliran banyak diterapkan. Mulai dari gaya off-road ringan dengan lift kit dan ban pacul, sampai berubah menjadi pelahap sirkuit speed off-road dengan sasis tubular di sekujur tubuhnya. Nah kalau yang hari minggu, model tampilan seperti Katana ini yang banyak beredar.

Beberapa tahun belakangan ini mulai marak aliran OEM atau Original Equipment Manufacturer – meniru saudara kembarnya, sang Jimny di negara matahari terbit sana. Gaya ini cukup sohor dan ‘main’ di kalangan pecinta Katana dan Jimny. Aksesori yang tadinya tak terlalu mahal, tiba-tiba melejit dengan adanya virus baru ini.

Layaknya sebuah virus pada umumnya, ini bisa menjangkiti siapa saja. Tak terkecuali Hansen, pemilik Suzuki Katana 2004 yang hampir seluruhnya telah berubah wujud menjadi versi Jimny dengan kode bodi JA-22. DeepEnd akui, memang aliran ini merupakan obat paling ampuh untuk membuat Katana DeepEnder menjadi jauh…, jauh lebih ganteng. Jepang banget lah pokoknya.

Ia menuturkan, bahwa sejatinya memang konsep modifikasi mobilnya adalah backdate dengan sedikit sentuhan restomod atau restoration-modification. Akta kelahiran 2004, tapi seluruh komponen yang menempel keluaran tahun 1995. Mundur cukup jauh, tapi tetap terlihat gagah dan maskulin. Sedikit info, sejatinya Katanya masih menganut leaf-spring atau per daun.

Sementara untuk Jimny, coil-spring dan double axle sudah menjadi senjatanya. Untuk itu Hansen memulai project ini dengan membeli half-cut JA-22 dari Jepang langsung berupa rangka, gardan, transfer case, kopling dan arm di bagian kaki-kakinya.

Hasilnya? Mobil ini sangat empuk. Buang jauh perasaan ‘bar-bar’ seperti pada Katana lokal. Pada Jimny miliknya, memang benar-benar terasa seperti Jimny. Walaupun beberapa bagian masih meninggalkan identitas Katananya seperti di bagian speedometer dan dashboard serta mesin.

Kaki-kaki sudah yahud, sekarang berpindah ke bagian bodi. Tidak luput juga dari mata Hansen. Semua dibelinya langsung dari Jepang. Online forum, e-Bay, Instagram dan pedagang lokal menjadi teman karibnya selama proyek ini berlangsung. Sebut saja atap ‘trepes’ yang menjadi ciri pembeda Jimny dengan Katana; bagasi, karet-karet kaca, kaca belakang, kaca spion, seatbelt bahkan pelipit kaca dan handle pintu. Benar-benar attention to detail sampai ke titik terkecil.

Jika dilihat sepintas, memang tidak terlalu kentara. Tapi coba DeepEnder perhatikan lebih dalam, dan tentu ngobrol dengan sang pawang, baru deh kelihatan kalau ternyata banyak sekali parts yang nemplok ke Jimny bewarna biru pudar ini. Itulah asiknya main OEM; orang enggak perlu banyak tahu, tapi kepuasan batin terpenuhi.

Morey Marine

BUKAN BENGKEL BIASA

Morey Marine, bengkel yang kebagian mengerjakan seluruh proses restorasi dari Jimny ini. Mulai dari pengecatan, merakit, penggantian atap, overhaul mesin dan masih banyak lagi. Mungkin terdengar biasa, seperti pekerjaan bengkel restorasi pada umumnya.

Pasti DeepEnder tidak tahu bahwa sejatinya Morey Marine ini adalah spesialis pembuat kapal mulai dari speedboat sampai semi-cruiser. DeepEnd juga sedikit mengernyitkan dahi saat mendengar ceritanya.

Tapi rasa heran DeepEnd dijabarkan oleh Hansen. Ia menuturkan bahwa rekanannya yang terletak di Medan, Sumatra Utara, ini memiliki kualitas pengerjaan yang baik, karena terbiasa mengerjakan craftsmanship untuk kapal dan sudah pasti tidak bisa dianggap sebelah mata. Selain itu sang empunya workshop, juga memiliki hobi sama dengan Hansen yaitu membangun dan mengumpulkan mobil tua.

Dan hasilnya? Jimny Hansen terlihat sangat detail dan rapi. Tak sekadar menganut aliran OEM, namun menonjolkan sisi kerapiannya, mengaburkan fakta bahwa ini adalah Suzuki Katana

 

Kaki-Kaki Jimny JA-22

SIAP DIPAKAI KEMANA SAJA

Faktanya, Jimny ini memang lebih banyak meliuk-liuk dijalanan aspal daripada tanah. City slicker, kalau kata tren sekarang. Untuk itu Hansen rela memboyong dan menelanjangi sasis Katananya, untuk disematkan konstruksi kaki-kaki milik JA-22. Dua hal yang menjadi fokus Hansen adalah bagian gardan dan konstruksi suspensinya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa per daun yang dianut Katana lokal bantingannya kelewat keras. Saking kerasnya, bisa bikin punggung berasa rontok waktu naik. Sementara ia berprinsip, walaupun mobil tua bantingan harus empuk, biar nyaman dipakai kemana saja. Dan benar saja, kaki-kaki JA-22 ini sudah menganut coil-spring dan jauh lebih enak dipakai. Mutar-mutar di area pemotretan yang jalanannya cukup jelek, enak saja, tak terasa mantul-mantul.

Enak banget lah buat harian. Nggak bikin pegal pinggang. Sementara untuk bagian gardannya, disematkan sistem 4×4 milik Jimny beserta low-gearnya. Maklum mesinnya hanya 1.000 cc, ketika harus membutuhkan tenaga extra, sang Four Wheel Drive pun siap membantu Jimny.


Workshop:
Morey Marine Indonesia @moreymarine.id

Data Mods:
chassis JA22 (coil spring, transaxle, arm, 4×4 system), king pin JDM ver, greece knuckle SKF, brake system Birkin, front rear shockbreaker JDM ver, flat roof JDM ver, front grille OEM JDM, rear back-door OEM JDM ver, front rear window OEM JDM ver, front rear custom aluminum bumper by Morey Marine, seat belt OEM JDM ver, inside mirror OEM JDM ver, side mirror OEM JDM ver, ac selector OEM JDM ver, push button anti fog OEM JDM ver, steering wheel, bosskit personal, handbrake holder OEM JDM ver, console box OEM JDM ver, door belt USA ver, sign lamp OEM JDM ver, wiper OEM JDM ver, horn Hella, engine overhaul by Morey Marine, coil MSD, muffler FMF Q6, exhaust header custom by Morey Marine, interior retrim suede by Morey Marine, OEM wheels Jimny JA22, tyres Simex Extreme Trekker


Gallery:


Restoration Process: