S-class W140 ini punya cerita unik. Dilaunching tanpa hura-hura. Cukup dilempar beritanya melalui press release belaka. Itu pada 16 November 1990. Tahun berikutnya, di Februari dan Maret, muncul di majalah.

Gempar.

Sebab banyak yang kasak-kusuk mencari tahu. Setalah itu, barulah tampil di depan publik di Geneva Motor Show pada Maret 1991. Gaya marketing yang baik. Mirip ibu-ibu berantem di kondangan, berebut makanan, ala iklan Sasa.

Padahal itu ciri berhemat. Gosipnya, W140 merupakan Mercy yang terlambat keluar dan over budget lebih dari 1 milyar dolar Amerika. Ada suspensi udara, tapi dibatalkan sebelum diluncurkan, digantikan hidropneumatik belakang.

Hingga Wolfgang Peter, chief engineer Daimler-Benz, pergi dari markas besar. Alhasil, konsumen yang menanggungnya. W140 punya harga 25% lebih mahal dari W126, pendahulunya.

Tetap saja, dibeli. Perawakan W140 ini mantab dilihat. Jenis milik Teysa Dwitra ini adalah sedan wheelbase panjang (SEL). Saat standar paling keren ada di sektor mesin, interior yang sudah full elektric dan bagian jendela kaca dua panel (double glass).

Teysa yang wiraswastawan ini mendapuk tunggangannya bernuansa eleganis sejati. Langsung to the point, bahwa modifikasi punya 2 tantangan, yaitu di sektor kaki-kaki dan interior.

Pada kaki-kaki, terutama pemilihan airsus. Sebab mobil ini memiliki beban yang sangat berat maka wajib menggunakan tabung dan balon airsus yang seper kuat menahan beban. Dengan pemilihan yang tepat, posisi berdiri saat ceper maupun saat berjalan, mempunyai hasil yang fine secara visual.

Sedangkan interior, targetnya supaya terlihat klasik pada hampir seluruh bagian yang diretrim, ditambahkan rajutan dan jahitan dengan tangan, non mesin.

Selebihnya, bisa DeepEnder lihat melalui foto. Bahwa tampilan yang elegan ini sangatlah menyejukkan mata. Sekaligus bikin pengen punya juga. Mobil ini sendiri sudah jauh mainnya. Dibawa dari Jogja ke Jakarta Meet Up 2019. Velg ngeblok beroffset 19 ini diajak rolling bareng Accelerra Phi ukuran 225/35.

BUTUH SABAR DAN TELITI

Selain sektor kaki-kaki, “Interior butuh putar otak,” ucap Arvin, #sejenistukangjok dari
Royal Leather Sear. Pertama, walau tua, namun big sedan ini semuanya full elektrik. Kedua, pemilihan warna bahan, benang dan model yang pas dengan konsep mobil ternyata tak bisa sembarangan just do it. Hati-hati dalam penyelarasan, jadi kunci penting. Ketiga, butuh kesabaran dan ketelitian dalam pengerjaan jahitan tangan.
Untuk mendukung konsep VIP juga kemudian dibuat custom LED dengan ambien di bawah wood panel. Sedemikian rupa tidak terlihat ada lampu tetapi keluar cahaya dari balik wood panel door trim.


Workshop:
Interior & audio: Royal Leather Seat @royalleatherseat
Exterior: D’ilmar auto body works
Air suspension: @galaarusfendi

Data Mods:
Repaint black red Xirallic, body kit Wald, fog lamp Wald, shaved antena, retrim seat + door trim + console + pilar + custom pillar A w/ hand made gold stitching using Napa Prime Synthetic, leather by AP Force, custom shift knob, steering Victor, custom door trim LED ambient, head unit Alpine 9857, 3-way front speaker, wheels Wald Duchatelet 20x(9+10) inches, tyres Accelera Phi 225/35ZR20, 2 ponit air suspension, custom fornt & rear camber, custom exhaust muffler