Ceritanya cukup panjang.
Bermula dari bubarnya Uni Soviet, awal 1990-an. Blok barat tertawa. Blok timur bubar, menyisakan 5 negara komunis. Negara-negara yang berada di blok tengah, pada meet up KTT Non Blok di Jakarta September 1992. Posisi ngumpulnya dekat banget dengan area Jakarta Meet Up 2019. Di situ disiapin mobil-mobil yang keren. Penting buat tamu negara. Ada 1.050 unit kendaraan yang masuk.
Setelah pada meet up, tamu-tamu kembali ke negaranya masing-masing. Dan kendaraan tadi dijual ke umum. Salah satunya, Nissan President berbasis HG50. Generasi kedua ini diimpor sebanyak 120 unit dimana 118 unit digunakan dan 2 sisanya digunakan jadi cadangan. By the way, Nissan President untuk KTT APEC 1994 juga ada loh. Bedanya, KTT Non Blok berwarna hitam sementara KTT APEC berwarna biru tua.
Nissan President yang bisa dijumpai adalah milik Andre Taulany dan Yusril Ihza Mahendra, dimana kepunyaan Yusril sudah diresto dan dipasangi velg besar. Cuma bagi DeepEnd, Presidennya Nissan President ada di Kudus.
Loh?
Ini obat klangenan Indra. Di jeda tugasnya yang maha penting, sebab untuk kedaulatan negara, “Saya tertarik karakteristiknya yang klasik, modern dan VIP,” ucap putra Kudus, kelahiran 5 Juli.
Dimulai dari perburuan yang penuh kebimbangan. Perjuangan membeli mobil tua dengan harga yang lumayan dan lokasi penjual yang rumit dan jauh. Berkat wejangan sahabatlah, Indra semakin tekad meminangnya. Maju terus walau terbentur proses negosiasi yang alot, 4 bulan. Dan akhirnya, ini yang tak terduga, penjual mobil langsung detik itu juga mewakafkan seluruhnya untuk pembangunan masjid di perumahan elit daerah Jakarta Barat.
“Maka proses negosiasi pun dilakukan antara saya dengan ustad dan seorang takmir di dalam masjid dan disaksikan oleh pemiliknya. Otomatis uang yang kami siapkan langsung diterima oleh ustad untuk disumbangkan pembangunan masjid,” aku Indra.
Mantab. Tentu DeepEnder perlu ikut berdoa, semoga barang yang Indra beli dapat menjadi berkah dan bermanfaat bagi orang banyak dan keluarga.
Bersama Muhammad Saat dan Rosy Bayu, mobil eksekutif ini dimodifikasi dengan bahan dan kerajinan asli lokal Jawa.
Basisnya sudah sangat kental VIP.
Unsur klasik dipertahankan.
Bodi dibuat terhempas sangat dekat dengan aspal. Drop dengan tampilan desain dan garus yang natural tapi manis. Butuh ketekunan dan kesungguhan, sebab materi yang dipakai memang yang sudah ada di market, bukan dipesan khusus.
Velg SSR SP4 ini modelnya universal. Sebab bisa dipakai di big sedan, sport 2 pintu bahkan MPV. Kesannya kuat banget untuk performa tingkat tinggi sekaligus memberikan kecanggihan visual.
Yang terpasang sekarang versi face yang concave. Serem bin garang. Tapi wait, masih muncul aura klasik elegannnya. Tidak luntur. Berkat spec lebar hasil sulapan menjadi 10.5 dan 11.5 inci di diameter 18 inci.
Pasangannya jelas pasti Accelera Phi yang berukuran 255/35/18 dan 225/35/18. Mendukung perjalanan jauh. Melindungi barrel dipakai jalan jauh. Tetap aman buat camber negatif.
Sedangkan air sus dipercayakan pada Feelair. Sistemnya 4 titik, dengan manajemen pengaturan. Sangat easy menunjang perjalanan, dan memudahkan pengaturan tinggi-rendahnya suspensi.
Ketiganya ini lantas disetel dengan seksama oleh Ambon, punggawa Laris Understeel. Semua peranti bergerak di kaki-kaki, dibikin full custom. Walaupun ditemukan kesulitan di ruang spakbor belakang yang kurang besar. Tidak seperti mobil-mobil Eropa pada umumnya. Maka Ambon menyulapnya supaya velg SSR itu masuk tanpa merusak bentuk natural dari fender aslinya.
Ambon sebagai koki, ya jangan ditanya lagi hasil kerjanya. Enggak usah bawel sama dia, cukup bawa mobil dan velg, dia akan berikan yang terbaik untuk stance positionnya. Kuncinya aman sentosa dalam wujud semanis mungkin.
By the way, DeepEnd meliput Kasturi, nama Nissan President ini, memang karena rasa penasaran. Beberapa kali DeepEnd kontak Saat lewat IG-nya di @m.sa_at. Untung direspons dengan baik dan cepat. Jelas DeepEnd tahu persis bahwa kondisinya baru 50% dari mimpi Indra, Saat, Rosy dan Ambon. Tapi DeepEnd ingin tahu, trial and error di Partai Neraka 3 itu sampai mana kemampuan dan komitmennya.
Ternyata, walau ada sedikit kendala yaitu belum selesai sepenuhnya, mobil tetap jalan. Kuncinya, jangan mengganggu jadwal Partai Neraka 3. Di tengah jalan, saat rehat di rest area, tim melakukan upgrade dan perbaikan. Saat waktunya jalan, rundown jalan terus, tanpa menunggu President harus selesai. Di pemberhentian berikutnya, tim bekerja lagi. Hingga bisa dibawa jalan dengan mulus. Dan pulang kembali dari Malang ke Jogja.
Ini betul-betul kerja tim.