Gerald Hartantyo adalah nama yang paling sering disebut DeepEnder saat DeepEnd bertanya di IG story tentang E30 siapa yang paling berhak diliput. Terkenal banget rupanya, tentu ia bersama Moka.

Konsep modifikasinya klasik plus.

Terdapat sentuhan personal diantara barang-barang retro yang cukup sulit ditemui, bahkan di flea market itu sendiri. Sebagai misal, body kit M Tech II terpasang dengan kokoh, bersanding dengan Work Meister. Dua kutub yang sebenarnya jauh berbeda namun disatukan dengan harmonisasi secara personal. Bahkan lebih jauh, Gerald penasaran gimana sih tongkrongannya Moka pas camber dipakein Meister.

Salah? Ya kagak.
Mobil itu bebas mau dimodifikasi kayak apa, sesuai selera yang punya. Yang diubah adalah bentuk ekspresi diri atau pengaplikasian cita rasa dan wawasan.

Itulah cinta. Tsahhh!!!
E30 cokelat ini punya warna yang beda dari yang lain, cambernya agresif, dan olweis dipakai harian.

Tapi detailnya Moka dimulai dari kabin. “Hal penting bagi gua. Karena pas di jalan/touring yang kita lihat itu adalah interior,” ucap kontraktor yang berdomisili di Kebayoran Baru ini.

Agar pas dengan model dan periodenya, dipasanglah setir dan shift knob Nardi yang sudah sulit ditemukan. Buat diseragamin, enggak lupa handle hand brake dibikin kayu. Sementara jok Recaro, dipilih yang banyak memiliki unsur abunya, biar match dengan jok belakang. Audio juga tak alpa disentuh. Speaker belakang dicarikan orinya, Blaupunkt Blue Magic. Dan ada hal yang tak diketahui publik, yaitu Gerald menambahkan tweeter biar mirip E30 tahun 1991 dengan daleman JBL, dan speaker kaki juga turut diupgrade ke JBL plus equalizer Blaupunkt “Cobra” yang lumayan rare. Sangat klasik tampilannya.

Pada mesin diupgrade tipis-tipis. Enggak pakai swap, enggak ada bore up, juga tiada stroke up.
Refresh belaka, replace ke K&N, pasang coilbooster biar pengapian rata. Alhasil M40 ini bisa nemenin touring bareng E30register sampai ke Pandaan, Jawa Timur.

Terakhir setup kaki-kakinya.
Dibandingkan mobil lain, fitmentnya tidak agresif. Tapi jika apple to apple denga sesama E30, sudah tergolong agresif. Pas 0 Psi, camber ada di -7 depan dan -9 belakang. Buat menyentuh angka segitu, Gerald harus custom camber plate depan-belakang, arm belakang juga custom dengan tambahan pillowball biar punya setelan. “Gua bisa melaju 170-an dengan setir lurus,” ungkap pemilik postur 165cm/59 kg.

Sementara velgnya punya lebar 9 dan 10 inci dengan offset 10 dan 20. Angka ini rada maksa di E30 kalau dengan fender standar.

Kesulitan aplikasinya terletak di bagian depan. Terdapat bracket balon yang mentok sama barrel. Gerald tak ingin repot-repot naikin balon, maka ia meminta cukup input spacer, agar menyisakan gap antara bracket balon sama barel setipis kartu ATM. Hasilnya saat air out, fender kebengkek.

Sedangkan di belakang, Gerald minta slammed dan camber di -9 derajat. Saluran-saluran bensin perlu digedor karena agak menghalangi. Shockbreaker digeser sebanyak 4-5 cm. Hasilnya pas air out, Gerald sangat suka tampilannya. Rasa penasaran pun terlaksana.

Fungsi mobil ini ternyata menjadi teman berdagang atas nama DGSL atau Dagangan Selatan.
Namun…, Moka membuat Gerald sulit nabung. Pengen jajan mulu. Duck tail M Tech I yang susah banget carinya. Terus ada heck blende atau garnish merah yang harganya terus meroket.

 

Kapan selesainya? Jika dunia berhenti berputar.


Workshop:
Undercarriage: Dimension Garage @dimensiongarage
Original lamp: RH Garage @r.hgarage
Engine: Privat Auto Garage @privatautogarage
Audio accessories: DGSL @daganganselatan
Audio setting: Koko Ayung Audio @koko_ayung_audio

Data Mods:
M Tech II body kit, M Tech I duck tail, original heck blende, E36 sunroof, Nardi steering wheel, Momo boss kit momo, Nardi shift knob, E30 maplight mirror, Recaro LX Njoy, custom wood sunblind by Dagangan Selatan, VDO oil pressure gauge, digital volt meter, Pioneer 8450BT head unit, JBL front speaker 5.25”, JBL tweeter, Blaupunkt Blue Magic rear speaker, JBL subwoofer 12”, K&N air filter replacement, Ultra Racing strut bar, aftermarket coil booster, aftermarket short shifter, Work Meister S-1 17x(9+10)”, Achilles 205/40R17 & 225/35R17, Air Pride 2 channel suspension, custom front camber plate, custom rear pillow ball