Pedagang jok racing @zkracingseat_id ngutak-ngatik E30, jadinya seperti apa?
Eng ing eng…, Zaki Darmawan, sang pemilik, kebetulan suka vintage retro dan suka mobil ngotak. Pas lah dengan model E30. Tapi Zaki pun punya hati yang luar biasa sabar, musababnya diuji oleh AC-nya yang gerah kalau siang, kadang-kadang susah starter, dan saat pake air sus seperti sekarang ini, susah diajak agak tinggi.
Tapi untungnya, BMW 318i 1989 ini adalah unit yang jarang mogok.
Maka pedelah Zaki membangun mobilnya, setelah jadi, ia berjanji ajak DeepEnd lagi pas AC-nya sudah sejuk. Warga Citeureup ini awalnya hanya ingin memakai air sus tok! Yang bisa dibawa harian.
Pas ngambil, E30 ini untuk reward diri sendiri selama bekerja.
Kedua, pas lulus kuliah, “Saya hadiahkan airsus dan velg pada E30 ini.”
Selanjutnya, sewaktu menikah, “Saya ganti cat menjadi monte carlo blue.”
Terakhir, “Setiap ada invoice yang cair dari customer pasti selalu saya beri hadiah contohnya setir Nardi, shift knob Nardi, body kit, atau paling minimnya saya beri hadiah bensin full.”
Niat yang mulia.
Cuma kadang sebagai manusia soleh dan kerap sedekah, selalu saja ada bisikan maut merayu-rayu. “Bikin air slammed dong,” bisik si setan.
Apa daya, kelahiran 3 Maret ini manut-manut manggut.
Di belakang, dibuatlah slammed. Untuk undercarriagenya, tak terlalu banyak perubahan pada bagian depan karena kontruksi pada bagian depan hampir tidak terlalu sulit. Namun perubahan paling banyak terjadi bagian belakang, sebabnya ruangnya cukup sempit dan struktur kaki-kaki bagian belakang E30 agak rumit. Sehingga perlu banyak direka ulang.
Apalagi, E30 bagian belakang tidak terlalu bisa pendek maksimal pada akhirnya banyak perubahan di bagian belakang terutama pada dudukan balon belakang dan arm. Padahal mobil mana enak dilihat nungging? Baik ride mode maupun air out. Sedangkan secara umum, E30 akan nungging jika fender to lips. Kesimpulannya, slammed di spakbor belakang adalah kunci.
Pernah dengar Weds IAA? Kalau belum, mohon main yang lebih jauh lagi ya please. Velg ini menonjol desain spokenya. Tegas, kokoh, tapi agak spin. Dari segi ukuran, cukup langka ditemukan di Tanah Air, yaitu 16x(8+9) inci. Dan lumayan celong untuk ukuran ring 16 3-piece.
Pasangannya adalah ban Accelera yang ukurannya banyak tersedia di pasaran, membuat hari lebih tenang. “Secara spec, secara visual, secara kemampuan di jalanan, ban Accelera tergolong empuk dalam kondisi jalan apapun,” ucap Zaki.
Workshop:
Undercarriage: Cuanki Autoparts @cuankiautoparts
Data Mods:
Feelair 2-point air suspension, Weds IAA 16x(8+9) inches, Accelera Phi 195/45R16, AC Schnitzer body kit, , AC Schnitzer duck tail, M3 look add on spoiler, custom undercarriage, Nardi wheel steering, Nardi shift knob