Sebagai pemilik nomor keanggotaan 002 di ISC (Indonesian Starlet Club), rasanya kita sudah menduga ya Mr. BP ini senior. Bocoran nih, usianya sama dengan Ashton Kutcher atau Katherine Heigl.

Mr. BP ternyata lagi kangen berat pada Starlet!

Dia sudah punya satu Starlet kapsul yang warna merah, salah satu yang paling hits di zamannya. Menguasai panggung Senayan dan jalur-jalur Selatan Jakarta. Kerap eksis di banyak kegiatan dan bahkan masuk tabloid serta majalah.

Dan kini, dia kembali dengan Starlet 1.3 SE 1995.
Pengganti? Oh bukan. Ini malah nambah. Yang merah lagi disegarkan ulang. Masih di bengkel bodi. Masih cukup lama untuk tampil, sebab Mr. BP ini agak OCD, alias sangat detail dan ingin sempurna.

Mobil ini bermesin 2E. Dikenal irit dan bandel. Sewaktu diliput, mesin masih OEM-nya. Saat dibuka kap mesinnya, terlihat restorasi standar dengan komponen-komponen genuine N/A era 90-an. Dirapikan, disegarkan, dibikin kembali kuat dan tahan banting. Bagian yang paling menyenangkan dari mesin adalah, “Mesinnya masih dipegang oleh mekanik yang sama. Mekanik yang pernah bangun mesin Starlet gua dulu di periode tahun 1992-2000,” ungkap kelahiran Jakarta 27 Oktober ini.

Setelah buka kap mesin inilah, DeepEnd baru beranikan diri mencoba mobilnya. Bagian atas suspensi depan, aman. Engine mounting, enggak bikin getar. Ceceran oli di bawah mesin, tak nampak. Terpenting adalah mesin terlihat sehat dan mumpuni. Ini menjadi langkah berikutnya DeepEnd memahami konsep “Fashion 90-an” yang diusung Mr. BP.

“Gua kangen kangen fashion modifikasi saat itu. Kangen era 90-an. Masa itu dimana banyak lahirnya ide-ide ‘nakal’ untuk memodifikasi mobil agar enak dilihat. Ide nakal yang lahir dari tempat nongkrong saat itu,” ucap. Memang saat itu, infrastruktur modifikasi tak semendukung sekarang.

Walaupun sudah di era terkini, memodifikasi tetap saja banyak challengenya.

Pertama, harus nyaman. Soal ini, hmmm…., lumayan susah diterapkan di Starlet. Tinggi suspensinya relatif pendek. Sehingga jarak main peredam kejut dan pernya, tak sebanyak mobil yang lebih besar sizenya. Jika porsi roda sudah cukup enak dilihat, maka masalah lain adalah pada kemampuan kaki-kaki dan setir “menyerap” bobot velg.

Main fashion 90’s itu berarti memakai diameter besar, dan lebar juga gede. Hal ini yang ‘enggak imbang’. Diakali oleh Mr. BP dengan ban yang empuk, ukuran velg 17×8 inci, dan pemakaian suspensi baru. Pada sektor suspensi, front-rear shock absorber dipakai genuine yang masih NOS. Di depan, pernya genuine, sedangkan di belakang agak sedikit dimodikasi. Keduanya ditambahkan support absorber. Sementara front lower arm assy set, rack end, ball joint, rear literal (custom balancer) juga ikut diganti.

Kesulitan kedua, “Barang-barang di era itu udah lumayan susah ditemui dalam keadaan NOS atau bekas tapi dalam kondisi bagus.” Ini maksudnya adalah barang aftermarket, alias aksesori yang hype pada saatnya. Contohnya setir Brabus itu, ampe bongkok juga nyarinya susah.

Ketiga, genuine part sudah banyak yang discontinued. Sehingga pesan moralnya adalah jika ada niat restorasi Starlet, maka ada baiknya kumpulin terlebih dahulu komponennya. Terlebih yang slow moving, perlu waktu dan kesabaran mencari head lamp, stop lamp, sein sampai karet-karet yang getas ataupun rusak.

Tapi mari kita sedikit lupakan 3 hal tersebut.

Kita tengok apa yang membuat Starlet ini menjadi ganteng dan caem. Jelas sekali penyumbang peran utama adalah Brabus Monoblock III yang sesuai dengan tema kangennya tadi. Dan di era itu, velg ini sesuai fitmentnya. Kejam velg ini! Andai ini wanita, mirip Jennifer Aniston, dari dulu sampai sekarang ya tetap charming. Brabus Monoblock III 17×8 inci dengan offset 30 yang lulus VIA pada 1996.

Velg ini dibungkus ban Toyo Proxes 205/40R17. Ban ini sangat soft, jadi salah satu trik untuk ngejar bantingan yang enak. Ban ini juga mampu menyesuaikan ruang main suspensi ke bodi, “Gua cukup ngeroll dikit fender depan-belakang.” DeepEnd bocorkan angka setelan fender body roll OEM titik 1 adalah 11 mm dan titik 2 sebesar 5 mm.

Sedangkan suspensinya, tadi sudah disebutkan menggunakan genuine parts. “Dari beberapa yang sudah dicoba, genuine part yang paling pas. Dewasa di bantingan, juga pas di handling dengan custom di bagian pernya,” aku Mr. BP. Perlu diyakini untuk kondisi mobil berumur 26 tahun, ada baiknya mengganti semua komponen penunjang kaki-kaki.

Dari Mr. BP, ikut dishare tentang jenis dan parts gradenya. Dimulai dari Genuine Part yaitu part number Made In Japan. Ini banyak dipakai di Starletnya Mr. BP, hampir 80%. Sedangkan sisanya tersebar pada 2 jenis lainnya yaitu Genuine Toyota (plug and play Made In Japan) dan Genuine Custom (part number bukan Toyota).

Lantas penyumbang dressed to kill ada di sektor kabin.
Mulanya memang interior standar Toyota Starlet 1.3 SE yang dibikin kilap, fresh dan fungsional. Tapi disesuaikan temanya di eranya. Lewat Recaro yang jadi barang wajib saat itu.

Recaro Monza dengan nomor kode 053.00.0431 yang diproduksi 28 September 1993. Terdapat arm rest sehingga membuat kesan lebih lengkap ornamennya. Jok ini terjadi hasil konsul dengan Harris Paramita Sukardi, dan dibantu Krisna Opa untuk fitting jok Recaronya, serta kabin diperbaiki oleh Pandi. Semua kawannya Mr. BP. Memang seperti itulah yang diinginkan mengikuti proses modifikasi zaman 90’s.

Di bagian tuas transmisi, terdapat sedikit printilan pemanis yaitu shift knob TRD. Tapi yang jauh lebih menarik ada pada setir. “Kebetulan nyimpen setir Nardi edisi Brabus, yang gua dapet baru dari sohib,” ucap Mr. BP. Rare banget pastinya. Item number 232190095599 ini memang brandnya Brabus dengan tipe V390 KBA 70093 yang dibuat oleh Nardi, dengan sentuhan spoke merah.

Mr. BP sedikit bernostagia bercerita, “Di zaman itu wajib nerima celaan dari para sobie. Itu bagus karena celaan bisa buat kita lebih kreatif dan ukur diri.” Era itu belum ada media sosial, jadi belum ada netizen yang super terhormat. Mr. BP bilang, pasti banyak Starlet modifikasi yang lebih bagus dari punyanya, “Banyak aliran juga fashion modifikasi yang lebih mudah diakses saat ini. Dan itu sangat terbatas di era gua dulu.”

Workshop:
Body repair: MU Garage
Engine: Advance Motorsport Creation @advancemotorsportcreation
Interior: Cabin Car Leathet @cabin_car_leather
Balance speed: Jakarta Ban Motorsports @jakartaban_motorsports
Paint correction: DYT Autocare @dytautocare
Wheels & undercarriage: Istana Per @istanaperakhong
Project detail: DS20

Data Mods:
Silver clear coat permanent (semi wetlook), OEM Toyota Starlet genuine parts body list, OEM Toyota Starlet genuine parts head lamp, OEM Toyota Starlet genuine parts turn signal, OEM Toyota Starlet genuine parts rear lamp, OEM Toyota Starlet genuine parts rear bumper, W124 3rd center stop lamp 75400 02167 E1/S3, Lorinser tail pipe, Brabus wheels Monoblock III 17×8 inches, Toyo tyres Proxes 205/40R17, Toyota Starlet front disc brake 280 mm, Brabus steering wheel by Nardi, TRD shift knob, Recaro seat w/ arm rest