Iya, fisiknya hanya ada 12 unit di Indonesia.
Merupakan bagian dari seri Diavel, yang menjadi model Ducati paling diminati selain Monster.
Akibat dari tampilannya yang lebih klasik dan aplikasi krom, sehingga dinamakan Cromo Edition.

Tetap sporty khas Diavel.
Tangki disentuh krom, yang kontras dengan bagian-bagian hitam gloss.
Jahitan kursinya horisontal dan mempunyai logo Ducari versi klasik.
Framenya unik. Bernama Trellis frame. Punya light gauge tubing dan dua bagian aluminium die-cast lateral yang mengalir ke subframe belakang.

Modelnya memang gagah sekali.
Keren.
Macho.
Tapi bukan hanya itu.

“Mesinnya gila. Kencang. Output maksimum 162 hp @ 9500 rpm dan torsi 94lb-ft @ 8000 rpm,” ucap Teleng, instruktur Ducati Riding Experience (DRE). Nah yang menarik, Diavel Cromo ini memiliki Riding Mode elektronis yang mencakup tiga pengaturan yaitu Urban, Touring dan Sport. Mode ini diaktifkan dengan menggabungkan teknologi seperti Ride-by-Wire (RbW) dan Ducati Traction Control (DTC).

Untuk membawanya, “Perlu skill dan jam terbang yang cukup. Ini kan masuk kelas sport, jadi shock absorber kayak rigid. Berasa banget kalo jalan bumpy. Tapi secara general ini motor cocok dengan penyuka speed,” ungkap Teleng, yang sejak 2017 menjadi salah 1 dari 2 certified instructor yang dimiliki Indonesia.

Suatu ketika, DeepEnd mampir ke Solo pukul 17.00, dari Surabaya. Tak cukup waktu, kebetulan di luar hujan deras. Namun Budi Bewe tetap mengizinkan Diavelnya diliput.

“Saya membeli motor ini karena mau naik kelas dan mencoba motor jenis cruiser yang tidak terlalu pasaran tetapi macho,” aku Budi. Diawali Kawasaki Ninja 250R 2013, lanjut ganti Yamaha R1 2016. Setelah itu tuker dengan Kawasaki ER6N.

“Karena alasan kenyamanan, tangan punggung kalo nunduk pegel banget, maka mulai coba naked bike,” ucap warga Solo ini.

Tahun 2017 cobain Ducati Monster 795. Akhirnya kecantol sama Ducati dan ambil Diavel ini. “Karakter motor ini sih simpel. Muscular tapi kalau dipake touring cukup nyaman. Yang pasti tangan sama punggung enggak pegel lagi,” cetus Budi yang menyebut kekurangan motor ini hanya dari segi bobot. Maklum 1.200 cc dengan bobot lebih dari 200 kg, agak kurang lincah diajak manuver.


Workshop:
MichaelGo Indonesia @michaelgo_indonesia

Data Mods:
Termignoni full system exhaust, Rizoma handgrip, Rizoma carbon windscreen, Rizoma foot step, Rizoma rear tank fluid, Rizoma water pump guard, Rizoma lever, Rizoma license plate holder, Rizoma preload adjuster, Rizoma bar end, Evotech frame slider, Evotech fork slider, Ducati Performance tank fluid cover, Ducati Performance carbon tank pad, Ducabike clear clutch cover, Ducabike ring clutch, CNC Racing clutch slave