BMW bukan saja Alpina, Hamann Motorsport atau Racing Dynamic.
Tapi banyak lagi vendor list bahkan tuner yang support nama besar BMW.
Pernah dengar Breyton?
Didirikan pada tahun 1986, oleh Edmund Breyton di Stockach, Jerman. Breyton telah mengumpulkan keahlian dalam desain velg dan lebih dari 30 tahun pengalaman membuat velg aluminium berkualitas tinggi. Ciri khas Breyton adalah memiliki desain yang halus (delicate design). Selain itu, velg forged Breyton termasuk yang paling ringan di seluruh dunia, namun melewati semua pengujian ketat untuk sertifikasi TUV.
Yang kita tak ketahui, Breyton merancang suku cadang dan velg untuk divisi AMG, Lorinser, AC Schnitzer dan BMW M Performance. Edmund Breyton sendiri merupakan seorang insinyur teknologi komputer, bukan seorang pembalap mobil. Itulah sebabnya Breyton menggunakan teknologi CAD/CAM dalam produk mereka.
“Kami memberikan semua pemikiran dan pengabdian kami untuk kebutuhan pelanggan kami, yang sangat peduli dengan produk kami. Ini menghasilkan peningkatan keamanan, desain yang halus, dan bobot minimal, yang merupakan harapan dari setiap produk Breyton,” ucap Edmund Breyton.
Kini Breyton telah mengumpulkan lebih dari 30 tahun pengalaman dalam desain dan manufaktur velg. Penggunaan aluminium berkualitas tinggi menghasilkan sintesis sempurna antara desain dan karakteristik mengemudi. Velg forged Breyton termasuk yang paling ringan di seluruh dunia, namun melewati semua pengujian ketat untuk sertifikasi TUV.
Anton Wibowo Lehman, kelahiran Surabaya, 14 Juli 1982, yang sekarang jadi warga Semarang, juga mengoleksi BMW dengan beberapa penyematan Breyton.
Yang pertama, E39 dibelinya dengan kondisi low kilometer dan sangat terawat. “Nyaman buat keluarga, hanya lanjut perawatan saja,” ujar kontraktor ini. Seri 5 ini dibikin single tunner Breyton. Sedangkan E36 juga diperoleh dengan kilometer rendah, 30 ribu. Namun kondisinya bahan, sehingga lumayan butuh perawatan maksimal. “Sedikit demi sedikit kami mencari body kit, wing, pedal, etc, semuanya Breyton,” ungkap Anton yang butuh 1.5 tahun melengkapinya.
“Saya ingin punya konsep duo tunner Breyton. Mungkin di Indonesia belum ada yang punya ya. Hanya asumsi, kami mungkin saja salah,” kata Anton. Kekurangannya hanya pada E36 yaitu terletak pada velgnya, yang sampai saat ini Anton masih berburu Breyton Oz. Mungkin DeepEnd datang lebih cepat saat itu, sehingga masih memakai Style 21 Throwing Star M-System. Patut diakui, mencari bahan Breyton cukup sulit, dan semakin langka jika mencari kondisi yang baik.
Jika dilihat, E39 sudah lumayan lengkap Breyton, termasuk knalpot. Bahkan menggunakan lowering kit Breyton yang dibuat H&R. Ke depan, Anton fokus pada E36-nya. Selain velg, ia juga ingin mencari lowering kit Breyton, serta beberapa aksesori yang berlabelkan brand tersebut.
DeepEnd mengapresiasi perburuan barang-barang tuner ini. Ada kenikmatan dalam pencarian. Ketika paket mendarat ke rumah pun, belum tentu akan langsung dipasang. Pasti akan dipandang-pandangi dulu. Beda feelnya, kalau doyan tuner parts. Cobain deh!
Workshop:
Engine: @gunawankipu, @dwiardhantod & @mochi.garage.semarang
Body: @kiatmotor_
Wheels & undercarriage: @arviajaya