DeepEnd suka sekali melihat tampilan LS400 ini.
Overall ya.
Baik ketika menggelinding, maupun saat berdiam diri dengan rem tangan terkunci.
Lexus ini dibuat dengan tujuan mengombinasikan aerodinamika terbaik dengan gaya elegan. Tapi cita-cita mau tak mau harus ditemukan dengan kebutuhan kastemer. Maka bos desain Lexus, Kunihiro Uchida, beserta 4 orang desainer lainnya, memilih tinggal di North America, tepatnya 50 mil selatan Los Angeles, dimana Amerika adalah prioritas market Lexus.
Maka kemudian LS400 ini menjadi basis fundamental bagi kejayaan Lexus.
DeepEnd menyebutnya manis secara estetika.
Proporsinya pas banget. Panjang-lebar-tebal-tingginya ketemu bareng, enggak ada yang menonjol sendirian. Saat itu, tren panjang memang menggelora. Seri 7 E38 dan S-Class W140 yang dianggap hegemoni, sama-sama punya desain bodi kotak memanajang yang long lasting.
Panel yang luas tanpa gejolak. Muka horisontal segaris tanpa tabrakan dengan bodi. Kaca pintu belakang yang tak terpisah. Clean C-pillar. Ah pokoknya, benar-benar desain yang abadi.
Wajar jika Gala Rusfendi cukup hati-hati untuk tak mengganggu karya masterpiece ini.
Pemilik bengkel Pignipple @pignipple_ ini menamakannya Arthur. Sebuah UCF21 produksi 1998. Dibanding UCF20, UCF21 sebagai suksesor agak sulit didapatkan di Indonesia.
Arthur punya mesin berkapasitas 4.000 cc, mesin berkode 1UZ VVTi, relatif lebih tangguh, dan jarang rewel ketimbang 1UZ FE di UCF20.
Warga Jogja yang lahir di Semarang, 27 Sept 1995, ini telanjur mendarah daging soal VIP/Bippu atau Onikan style. Gaya ini banyak disukai, tapi di Tanah Air cukup sulit menemukan bahan unitnya, apalagi yang harus benar-benar plek ketiplek asli VIP. Tapi bukan Jogja kalau enggak ngulik. “Jogja mampu memenuhi, merealisasikan dan menerapkan dari sektor style (via camber) sampai keamanan berkendaranya,” ucap Gala.
Sampai saat ini hampir tidak ditemukan kesulitan saat project ini berproses. Berbeda saat di trial error baru mulai bergerak, awal 2015, memang agak kesulitan di kaki-kaki karena, “Kita masih belajar bagaimana kaki-kaki, bukan hanya bisa miring tapi juga bisa dipakai dengan nyaman.”
Untuk velg, Work Seeker DX yang dipasang. Dimensinya 18x(10+11) inci dengan model ngeblok yang yang beraura 90’s, sama dengan tahunnya mobil. Sementara bannya memakai Accelera Phi 245/35ZR18 dan 255/35ZR18. “Ban yang nyaman, spec memenuhi kebutuhan, dan tidak gampang rusak buat bongkar pasang ban,” aku Gala. Dari kedua komponen roda ini tersembul sedikit visual big brake Brembo 4 pot yang terpasang di wilayah depan.
Sedangkan suspensinya tentu dipasangkan Feelair dengan jenis 2P. Ini merek yang diriset dan dikembangkan oleh Gala Rusfendi dan partnernya, Surya Burladas. Suspensi ini fokus mengejar kenyamanan dan keamanannya. DeepEnd bisa menegaskan, suspensi telah teruji di Partai Neraka 1-2-3.
Cukup? Iyes. Menyesuaikan dengan manisnya estetika Lexus LS400 ini. Quality over quantity. Dan kalau kata partnernya, Surya, “Bring Back Lekkus!”
Workshop:
WheelS, tyres & suspension: Pignipple @pignipple_
Undercarriage: Laris Understeel @larisundersteel