Mobil gambot ini membuat DeepEnd terkesima.
Dari ujung ke ujung kami ketok-ketok terus bodinya.
Setelah itu lanjut kami usap-usap.
Itulah material bodi yang dirawat memakai cinta kasih.
Tapi patina pada bodi Chrysler Windsor 1956 ini jelas-jelas membuat pehobi mobil ternganga. 66 tahun sudah cat itu mengelupas dengan bantuan cuaca. Beberapa goresan ringan, sebagai bukti kehidupan yang berjalan alamiah. Fakta-fakta ini bagaikan bekas luka pertempuran yang menjadi sumber kebanggaan, menunjukkan bahwa mobil adalah original survivor.
Kemakan usia.
Tapi yang terawat. Bukan seperti kandang binatang yang penuh debu dan rongsokan.
Awalnya Aang Harmoko memantau iklan di FB. Dan terjadi proses tawar-menawar selama 3 hari. Bersaing dengan sesama pehobi dari Jawa Tengah dan Bali. Rezeki dan jodoh rupanya menepi ke Moko, begitu panggilannya.
Transmisinya matic.
Mesinnya V8.
Kelirnya biru.
Sungguh jarang di Indonesia yang kondisinya seperti ini.
Moko dapat kondisi super istimewa dengan patinanya yang natural dan bagus banget. “Makanya hasil diskusi dengan aku, tak suruh pertahanin bodinya,” kata Vari, dari Auto 66 Autowork.
Selain velg nanti, kondisi mobil ini hampir tidak ada yang direstorasi. Per pun hanya dipendekin sedikit. Semua masih terlihat orinya. Sedangkan mesin tetap dijaga seperti aslinya.
Chrysler Windsor 1956 ini berada di posisi pergantian kebijakan mesin. Di tahun 1956, Chrysler menghentikan mesin Hemi-nya, digantikan mesin yang lebih ekonomis bernama Polyhead, dengan kapasitas 318 cubic inch. Dinamakan demikian karena ruang bakarnya berbentuk setengah bola. Untuk performa yang tetap “racing” setelah mereka meninggalkan mesin early Hemi-nya terakhir 1955 buat Nascar.
Girboks matik tetap dipertahankan.
Keunikannya kalau di tahun 1955 tuasnya di dasbor, sedangkan keluaran 1956 ini pertama kalinya Mopar bikin matic model pencetan.
Moko, wiraswastawan yang juga pemilik ADC Towing ini, hanya ingin berencana memakai velg lebih besar. Detroit Wheels ring 20 dengan centercap, agar peroleh gaya kustom patinanya. Selebihnya ia pertahankan betul kondisi bodi dan mesinnya.
Apakah harganya akan menjadi semakin mahal?
Mungkin saja.
Apalagi kalau sudah bekas anak Hotrodiningrat.
Workshop:
Auto 66 Autowork Yogyakarta